Kuliah Tamu Business Ethic Law and Sustainability: Corporate Global Action for Sustainability, Memahami Standar, Kerangka, dan Pengukuran

Oleh Fairuuz Fawwas Alfarizi Tantuayo - Mahasiswa Kewirausahaan, 2024

Editor M. Naufal Hafizh


BANDUNG, itb.ac.id - Pada kuliah tamu mata kuliah Business Ethic Law and Sustainability yang berlangsung di Amphiteater 1 Gedung MBA ITB, Jumat (11/10/2024), Christophe Piganiol, Presiden Direktur PT Anugerah Pharmindo Lestari (APL), serta Jalal, Ketua Dewan Penasihat Social Investment Indonesia, membagikan pandangan mereka terkait pentingnya keberlanjutan dalam dunia bisnis. Acara ini menyoroti keberlanjutan yang dapat diintegrasikan dalam strategi bisnis dan pengukuran dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Piganiol menekankan bahwa keberlanjutan harus dimulai dari tindakan pribadi. "Keberlanjutan dimulai dari hati kita, dari saya. Jangan menunggu orang lain untuk melakukannya lebih dulu. Lakukan saja meskipun hanya berupa tindakan kecil seperti memisahkan sampah organik dan anorganik," ujarnya.

Menurutnya, langkah-langkah kecil tersebut berperan penting dalam mempercepat penguraian sampah dan menjaga kelestarian lingkungan. Piganiol juga mengungkapkan bahwa APL telah mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam strategi perusahaan mereka dengan fokus pada peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan talenta melalui pendidikan, dan komitmen terhadap lingkungan lewat penggunaan panel surya serta kendaraan listrik.

Piganiol juga menyoroti tantangan yang sering dihadapi perusahaan, terutama perusahaan kecil dan menengah, dalam mengadopsi keberlanjutan. "Banyak perusahaan yang ingin melangkah menuju keberlanjutan, tapi tidak tahu harus mulai dari mana. Terkadang, mereka merasa ini hanya untuk negara maju atau perusahaan besar. Ini adalah salah satu hal yang menyebabkan mereka menunda tindakan," katanya.

Dalam sesi yang sama, Jalal memberikan pandangan mengenai perbedaan antara Environmental, Social, and Governance (ESG) dan keberlanjutan. Menurut Jalal, keberlanjutan berfokus pada dampak perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat, sementara ESG lebih melihat bagaimana perusahaan mengelola isu-isu ini untuk memastikan tidak memengaruhi kinerja keuangan. Beliau juga menjelaskan bahwa ESG telah menjadi kerangka penting dalam keuangan berkelanjutan, terutama di sektor keuangan. "Integrasi ESG dapat membantu perusahaan mengelola risiko dengan lebih baik," ujarnya.



Jalal juga menyoroti pentingnya menggunakan alat pengukuran seperti Social Return on Investment (SROI) untuk menilai dampak sosial perusahaan. SROI memungkinkan perusahaan untuk mengukur dampak positif mereka pada masyarakat dan komunitas secara lebih terukur dan transparan.

Jalal mengacu pada laporan KPMG (2020) mengenai praktik terbaik dalam mengintegrasikan ESG ke dalam bisnis. Menurutnya, penilaian materialitas, tata kelola yang baik, strategi yang tepat, serta pelaporan dan pengukuran kinerja yang transparan merupakan langkah-langkah penting bagi perusahaan untuk mencapai keberlanjutan yang menyeluruh dan berdampak positif, baik bagi bisnis maupun lingkungan.

Kuliah tamu ini memberikan wawasan penting mengenai bagaimana perusahaan dapat memulai langkah keberlanjutan, baik dari skala individu hingga korporat, serta pentingnya mengukur dampak positif dari tindakan tersebut.

Reporter: Fairuuz Fawwas Alfarizi Tantuayo (Kewirausahaan, 2024)

#kuliah tamu #sbm #keberlanjutan #sustainability