Lestarikan Budaya Lokal, Dosen FSRD ITB Prof. Dr. Yasraf Amir Piliang Raih Penghargaan dalam Anugerah Budaya Kota Bandung 2024
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor Anggun Nindita
Prof. Yasraf Menerima Penghargaan Anugerah Budaya Kota Bandung
BANDUNG, itb.ac.id - Pemerintah Kota Bandung menyelenggarakan Anugerah Budaya Kota Bandung 2024 pada Sabtu (2/11/2024) di Hotel Horison, Bandung. Kegiatan ini merupakan wujud apresiasi Pemerintah Kota Bandung kepada berbagai pihak, termasuk pelaku seni, praktisi, tokoh, seniman, dan budayawan, atas peran dan kontribusi mereka dalam memajukan serta melestarikan budaya di Kota Bandung.
Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB), Prof. Dr. Yasraf Amir Piliang, M.A., menjadi salah satu penerima penghargaan tersebut atas dedikasinya dalam melestarikan dan mempromosikan kesenian Kota Bandung, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Menurutnya, pelestarian dan pengembangan budaya lokal sangat penting mengingat ancaman globalisasi serta kuatnya pengaruh budaya asing terhadap budaya lokal, termasuk budaya Sunda di Kota Bandung. Invasi budaya global melalui berbagai media, produk, gaya hidup, cara pandang, dan perilaku dapat mengancam keberadaan budaya lokal, baik yang bersifat benda seperti artefak, pakaian, arsitektur, dan karya seni, maupun yang bersifat tak-benda seperti bahasa, nilai, adat, tradisi, dan ritual. Itulah yang menjadi alasan ia terus melestarikan budaya lokal dan berupaya mengharumkan kesenian Kota Bandung di berbagai tingkat.
Sejak tahun 2005, Prof. Yasraf aktif menjalin hubungan dengan organisasi kesundaan, khususnya Pusat Studi Sunda (PSS), yang saat itu berlokasi di Jalan Taman Kliningan II No. 5, Bandung (2006-2010). Ia kerap berpartisipasi dalam seminar-seminar PSS dengan menyampaikan makalah yang membahas pelestarian budaya Sunda.
“Keterlibatan saya dalam pelestarian dan pengembangan budaya Sunda di Kota Bandung lebih fokus pada budaya tak-benda, yaitu berupa gagasan dan pemikiran-pemikiran terkait dengan pelestarian budaya Sunda, yang dituangkan di dalam beberapa artikel dan tulisan media,” tuturnya.
Beliau menyampaikan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi dalam proses pelestarian budaya Sunda adalah derasnya arus dan pengaruh globalisasi, terutama di kalangan anak muda.
"Untuk itu, diperlukan pendekatan-pendekatan yang lebih kekinian agar budaya Sunda tetap relevan dan menarik perhatian generasi muda," ujarnya.
Prof. Yasraf Amir Piliang percaya bahwa inovasi dalam cara memperkenalkan dan mengajarkan budaya lokal dapat menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutannya di tengah era modern.
Dalam upayanya melibatkan masyarakat lokal, pada tahun 2004 Prof. Yasraf mendirikan Pusat Studi Kebudayaan (FSK) di FSRD ITB. Dengan misi mencerdaskan bangsa melalui pengembangan pemikiran budaya, FSK mengadakan diskusi, seminar, dan penulisan buku. FSK juga bekerja sama dengan komunitas lokal seperti Common Room, Komunitas Cihapit, dan Rumah Buku untuk memperluas dampak pelestarian budaya.
Piagam Penghargaan Anugerah Budaya Kota Bandung 2024 memiliki makna mendalam bagi Prof. Yasraf Amir Piliang. Ia mengungkapkan bahwa Kota Bandung adalah "rumah" yang telah membentuk dan membesarkannya hingga saat ini. Secara profesional, penghargaan ini menjadi pengakuan atas kontribusinya sebagai seorang pemikir yang menyumbangkan gagasan untuk pelestarian dan pengembangan budaya Sunda di Kota Bandung.
Prof. Yasraf pada Malam Penganugerahan Anugerah Budaya Kota Bandung
“Keberadaan dan keberlanjutan identitas budaya Kota Bandung di masa depan, terutama Budaya Sunda, sangat bergantung pada peran generasi muda. Mereka harus memiliki jiwa untuk "membela" budaya daerah agar tidak terancam punah di masa depan. Sebagai pegangan, ada sebuah kata bijak dalam Budaya Sunda yang dapat dijadikan pedoman: "Ulah jadi tamu di imah sorangan," yang berarti jangan sampai kita kehilangan akar budaya kita sendiri di tanah kelahiran kita,” ungkapnya
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)