Mahasiswa Sekolah Farmasi ITB Raih Medali Perunggu pada Olimpiade Farmasi Indonesia ke-XI
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Vika Zahra Fauziyyah, mahasiswa Sains dan Teknologi Farmasi angkatan 2021 Institut Teknologi Bandung meraih medali perunggu dalam Olimpiade Farmasi Indonesia (OFI) ke-XI yang berlangsung di Universitas Andalas, Padang, pada 2-4 November 2024.
Kompetisi ini merupakan salah satu ajang paling bergengsi di bidang farmasi tingkat nasional, yang menguji kemampuan mahasiswa di berbagai cabang keilmuan farmasi. Meskipun berfokus pada farmasetika, cakupan lomba juga mencakup farmakologi, kimia farmasi, biologi farmasi, farmakokinetik, administrasi farmasi, hingga farmasi sosial.
Ketertarikan Vika pada bidang farmasetika menjadi alasan utamanya mengikuti kompetisi ini. Materi yang diujikan mencakup semua mata kuliah, mulai dari awal semester hingga tingkat apoteker. Hal ini membuat persiapan lomba tidak hanya membantu menghadapi kompetisi, tetapi juga bermanfaat untuk mempersiapkan ujian komprehensif dan Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI).
Tahap persiapan dimulai dengan mereviu materi perkuliahan selama tujuh semester, mempelajari modul tingkat apoteker, serta mengerjakan latihan soal dari OFI tahun-tahun sebelumnya dan Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI). Selain itu, Vika rutin berdiskusi dengan dosen pembimbing untuk memperdalam pemahaman materi.
“Mendekati tahap final, persiapan saya semakin intensif, meliputi latihan formulasi obat, penentuan jenis sediaan yang tepat, hingga simulasi proses dispensing dan pencatatan formula obat. Saya juga berlatih membaca jurnal ilmiah dan memahami isi penelitiannya dalam waktu singkat. Selain itu, simulasi studi kasus terkait permasalahan formulasi di industri farmasi turut menjadi bagian penting dalam persiapan tahap akhir,” tuturnya.
Menurutnya, strategi kemenangannya hingga meraih medali perunggu terletak pada kemampuannya mengatur waktu secara efisien dan tetap fokus di setiap tahap. Pada tahap penyisihan, dia hanya menjawab soal yang benar-benar diyakini untuk menghindari penalti. Di semifinal, dia menjaga efisiensi waktu dengan memberikan jawaban yang singkat namun tepat.
Selanjutnya, pada tahap simulasi, dia fokus pada kecepatan saat screening kompendial dan memastikan justifikasi sediaan dilakukan secara rasional. Di bedah kasus, dia aktif melengkapi jawaban peserta lain untuk mendapatkan poin tambahan. Sementara itu, pada tahap presentasi jurnal, dirinya rutin berlatih membaca cepat, membuat mind map, dan mempresentasikan inti jurnal dengan jelas dan terstruktur.
Terakhir, dia berpesan kepada rekan-rekan mahasiswa yang ingin mengikuti lomba serupa untuk tidak berhenti berusaha, meskipun prosesnya sangat sulit dan melelahkan. Dia percaya bahwa pengalaman yang didapatkan sangat berharga. Selain menguji kemampuan, lomba ini juga akan membantu memperdalam pemahaman tentang materi yang telah dipelajari di kelas. Menurutnya, meskipun hasilnya tidak selalu menang, mengikuti lomba ini tetap akan memperluas wawasan dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang keilmuan farmasi.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)