Terobosan Teknologi UAV untuk Pemadam Kebakaran: Tim Mahasiswa ITB "Daraka Laghava" Juara 1 Aircraft Innovation di MMENE UI 2024
Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id — Prestasi gemilang kembali diraih mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Tim Daraka Laghava, yang beranggotakan Axel Wicaksana Faustine Santoso, Fawwaz Athar Suandhito, dan Muhamad Novian Akbar dari jurusan Teknik Mesin angkatan 2022 meraih juara pertama dalam Aircraft Innovation Competition yang menjadi bagian dari ajang bergengsi Mechanical and Marine Engineering National Exposition (MMENE) Universitas Indonesia 2024 dengan hadiah juara 1 senilai Rp5 juta.
Dengan tema "UAV Innovation for Minimal Energy Operation", kompetisi tersebut menguji kemampuan mahasiswa merancang sistem pesawat tak berawak (UAV) yang inovatif, hemat energi, dan dapat diandalkan untuk berbagai misi, mulai dari pemantauan bencana hingga penyelamatan. Tim Aakesh Vanasurya yang didukung oleh Aksantara ITB dan Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ITB di bawah naungan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB berhasil memukau para juri melalui inovasi mereka yang bertajuk “Transwing UAV with Energy Harvesting and Integrated Smart System to Assist Firefighters”.
Inovasi tim ini menggabungkan desain transwing UAV dengan teknologi energy harvesting dari angin dan surya, memungkinkan efisiensi energi hingga 20% lebih tinggi dibandingkan UAV konvensional. UAV ini dirancang untuk mendukung misi pemadam kebakaran, terutama di area padat penduduk, dengan fitur-fitur utama seperti:
• Desain Transwing: Menggabungkan mode lepas landas vertikal (VTOL) dan mode fixed-wing untuk efisiensi di ruang sempit dan perjalanan jarak jauh;
• Kamera Termal & AI: Memantau situasi kebakaran secara real-time dan mendeteksi bahaya secara presisi;
• Sistem Smart Drop: Memungkinkan penurunan logistik secara aman dan tepat sasaran;
• Panel Surya dan Generator Angin: Menyediakan daya tambahan selama penerbangan, meningkatkan efisiensi dan durasi operasional hingga 75 menit dengan jangkauan lebih dari 20 km.
“Kami ingin menciptakan solusi UAV yang tidak hanya efisien tetapi juga memberikan dampak langsung terhadap keselamatan manusia dan lingkungan, terutama dalam skenario kebakaran di kawasan urban,” ujar Axel, sebagai Ketua Tim.
Athar menambahkan, “Aku ingin manufaktur UAV ini benar-benar terlihat serius. Biar effort kami bisa diapresiasi oleh juri dan menunjukkan bahwa desain kami tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga siap diimplementasikan.”
Perjalanan menuju kemenangan bukan tanpa hambatan. Selama dua bulan persiapan, tim menghadapi tantangan teknis dan logistik. Dari miskomunikasi ukuran prototipe hingga keterbatasan biaya manufaktur, tim terus mengatasi rintangan dengan semangat pantang menyerah.
“Kami bahkan sampai diusir satpam kampus karena terlalu sering lembur di malam hari, dan beberapa kali tidur di ruang kerja bersama tim lain karena harus mengejar target progress dengan konsisten,” cerita Novian, mengenang proses intensif pengembangan UAV.
“Kalau soal kendala sih ya paling karena gak punya pacar sebagai support system saja. Soalnya yang lain punya pacar semua hahaha,” tutur Axel saat ditanya di Student Corner FTMD ITB, Rabu, 12 Desember 2024 mengenai tantangan selama kompetisi.
Dengan anggaran terbatas, tim berhasil menyelesaikan UAV modular menggunakan bahan ringan seperti polisulfon dan sistem elektronik canggih termasuk Battery Management System (BMS) untuk pengendalian daya yang efisien.
Kemenangan ini menjadi awal yang menjanjikan bagi tim Daraka Laghava. Rencana selanjutnya adalah menyempurnakan desain UAV untuk meningkatkan kapasitas angkut dan stabilitas, sekaligus mencari peluang kolaborasi untuk komersialisasi.
Athar berpesan, “Sadari privilege yang kita punya, manfaatkan sebaik-baiknya. Jangan terlalu fokus pada menang-kalah, tetapi nikmati proses belajar dan eksplorasi.”
Selamat untuk tim Daraka Laghava atas pencapaiannya! Semoga prestasi ini menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)