Bandung Sustainability Summit 2025, Langkah Bersama Menuju Kota yang Lebih Hijau dan Berkelanjutan
Oleh Anggun Nindita -
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id — Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Bandung dan Suvarna Sustainability menyelenggarakan Bandung Sustainability Summit (BSS) 2025, Kamis (6/11/2025), di Aula Barat dan Auditorium Campus Centre Timur, ITB Kampus Ganesha. Forum strategis tingkat nasional ini mempertemukan pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas untuk memperkuat ekosistem pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Kegiatan yang mengusung tema “Dari Kepatuhan Menuju Komitmen: Sinergi Pemerintah, Perguruan Tinggi, dan Korporasi untuk Masa Depan Infrastruktur Berkelanjutan dalam Menjawab Tantangan Sustainability Global” ini dibuka oleh Dekan FTSL ITB, Dr.Eng. Nita Yuanita, S.T., M.T., selaku Steering Committee BSS 2025.

Dalam sambutannya, Dr. Nita menegaskan bahwa penyelenggaraan BSS 2025 merupakan bentuk komitmen nyata ITB dalam mendukung transformasi nasional menuju ekonomi hijau dan pembangunan berketahanan.
“Krisis iklim dan tekanan global menuntut kita untuk bertransformasi, tidak lagi sekadar compliance, tetapi commitment. Melalui BSS 2025, kami ingin menghadirkan ruang dialog dan aksi nyata agar prinsip keberlanjutan menjadi bagian integral dari kebijakan, inovasi, dan tata kelola infrastruktur di Indonesia,” ujar Dr. Nita.
Ia menambahkan, FTSL ITB berperan penting dalam memperkuat riset dan inovasi di bidang air bersih, sanitasi, transportasi cerdas, pengelolaan lingkungan, dan energi terbarukan, yang seluruhnya mendukung agenda nasional menuju Net Zero Emission 2060. Selain itu, BSS 2025 menjadi wadah kolaborasi pentahelix antara akademisi, pemerintah, dunia usaha, komunitas, dan media untuk mempercepat implementasi kebijakan berbasis sains dan teknologi.
“Momentum ini menegaskan peran Bandung sebagai kota kolaborasi dan inovasi keberlanjutan. Kami berharap forum ini menghasilkan peta jalan kolaborasi yang konkret dan terukur, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam lanskap ekonomi hijau global,” ujarnya.

Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., turut menekankan bahwa forum ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang menempatkan sains dan teknologi sebagai motor utama pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045.
“ITB ingin menjadikan BSS 2025 sebagai wadah penerjemahan visi besar pembangunan berkelanjutan ke dalam konteks infrastruktur hijau, yang tidak hanya menumbuhkan ekonomi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekologi dan kesejahteraan sosial,” ujar Prof. Tata.

Sementara itu, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan pentingnya keberlanjutan sebagai struktur dasar dalam kebijakan kota agar pembangunan tidak terputus.
“Kota Bandung ini harus memiliki keberlanjutan, dan keberlanjutan itu harus struktural sehingga siapapun nanti yang mengelola Kota Bandung tetap melanjutkan konsep pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Farhan.
Ia berharap Bandung Sustainability Summit dapat menjadikan keberlanjutan bukan hanya prinsip moral, tetapi juga alat ukur konkret dalam kebijakan pembangunan. Farhan juga berpesan agar ITB menjadikan wilayah-wilayah di Bandung sebagai living laboratory, tempat riset dan kebijakan dapat saling bersinergi untuk menghasilkan solusi nyata bagi kota dan warganya.
Melalui forum ini, Pemerintah Kota Bandung bersama ITB dan mitra strategis berupaya memperkuat fondasi infrastruktur berkelanjutan serta mengembangkan model kolaborasi yang dapat direplikasi di berbagai daerah di Indonesia.







