Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB didirikan tahun 1950-an. Para pendiri museum ini adalah para peneliti yang berasal dari Eropa dan Amerika Serikat, yaitu Prof. Poul Heegaard dan Prof. Walter Roepke yang melakukan berbagai ekspedisi ke berbagai wilayah di Indonesia pada tahun 1940 s.d. 1950-an. Koleksi yang didapatkan dari ekspedisi tersebut kemudian sebagian disimpan di Departemen Biologi ITB (sekarang menjadi SITH ITB) sebagai salah satu cara untuk menunjang penelitian dan pendidikan biologi, khususnya dalam bidang zoologi. Koleksi dan pengelolaan museum sejak tahun 1960-an hingga 2000-an kemudian dilanjutkan oleh mahasiswa dan dosen yang memiliki minat dalam bidang zoologi dan taksonomi seperti M. van Balgooy, Dr. H.S. Hardjasasmita, Prof. Soelaksono, serta Prof. Djoko T. Iskandar dkk.
Museum Zoologi SITH ITB sempat mengalami beberapa kali pemindahan lokasi sebelum menetap di Kampus ITB Jatinangor saat ini. Museum ini memiliki koleksi lebih dari 2.200 spesimen hewan dari 1.027 spesies: mulai dari invertebrata laut, amfibi, reptil, burung, hingga mamalia besar. Sebagian besar koleksi berasal dari wilayah Indonesia dan beberapa koleksi berasal dari hibah peneliti Amerika Serikat dan Eropa serta berasal dari kerjasama dengan rumah sakit dan kebun binatang. Jumlah spesimen terus bertambah seiring dengan terus diadakannya penelitian mengenai biodiversitas. Selain itu, Museum Zoologi SITH ITB juga memiliki beberapa koleksi literatur serta buku kuno mengenai zoologi dan taksonomi hewan. Sekarang, Museum Zoologi SITH ITB sedang fokus terhadap pengelolaan koleksi dan pengembangan koleksi saintifik. Kami juga memiliki jasa identifikasi dan determinasi hewan untuk publik.
Museum Zoologi SITH ITB memiliki koleksi berupa awetan kering dalam bentuk offset, balgh (lembaran kulit), dan artikulasi rangka hewan serta awetan basah dengan rentang waktu koleksi antara tahun 1909-2018. Koleksi berasal dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Sebagian besar koleksi merupakan koleksi pribadi, koleksi kebun binatang, spesimen dari rumah sakit bersalin serta hadiah dari peneliti Amerika Serikat dan Eropa.
Spesimen tertua: Burung pelatuk Micropternus brachyurus brachyurus (Vieillot, 1818), koleksi tahun 1909
Hewan dilindungi yang tersedia: Burung cendrawasih (Famili Paradisaeidae), harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), trenggiling (Manis javanica), beruang madu (Helarctos malayanus), orangutan (Pongo pygmaeus), burung kasuari (Casuarius unappendiculatus).
Museum Zoologi SITH ITB kembali melayani penerimaan kunjungan mulai tahun 2017. Kunjungan bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk civitas akademika ITB, siswa sekolah dasar (SD) hingga SMA, institusi penelitian, bahkan perorangan yang memerlukan informasi terkait koleksi museum dan diskusi mengenai bidang zoologi secara umum. Kunjungan dapat dilakukan dengan mengajukan surat permohonan terlebih dahulu kepada Wakil Dekan Bidang Sumber Daya SITH ITB.