Charger Hand Phone Menggunakan USB Port, Solusi Praktis Orang yang Bekerja di Depan Komputer
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Bayangkan Anda berada di kantor Anda, dan hendak mengisi-ulang (men-charge) Hand Phone (HP) Anda, namun Anda tidak menemukan satu “colokan” pun yang kosong. Kalau pun ada, letak “colokan”-nya berada jauh dari meja Anda –membuat Anda khawatir akan keselamatan HP Anda. Maka, Anda akan cukup pusing memikirkan menambah percabangan atau ekstensi kabel ke dekat meja Anda. Sulit. Kini, hal itu tidak perlu terjadi selama ada Personal Computer (PC) pada meja kerja Anda. Selain PUFF-SF dan My Academic Advisor, EEA juga menghasilkan satu lagi karya unik, yaitu charger HP dengan konektor USB dari PC. Charger unik ini menjadi juara EEA untuk kategori Electronic System and Devices. Jadi, ketika Anda harus men-charge HP Anda pada saat Anda bekerja di depan komputer, Anda tidak perlu jauh-jauh mencari “colokan”. Cukup plug charger unik ini ke USB port pada PC Anda di satu sisi dan HP Anda di sisi lain.
“Kami diinspirasi oleh alat pemanas kopi yang juga menggunakan USB port,” ungkap Braisa Kamagaluh (19), yang akrab dipanggil Aca, “saya pernah baca (itu); di mana, saya lupa.” Sebenarnya tidak ada yang terlalu spesifik dan unik mengenai rangkaian elektronik charger ini. “Chargernya ya hanya charger biasa,” ujar Aca “di buku (literatur) juga ada, mengenai skema rangkaian elektronik charger kami. Tapi kami menambahkan fitur baru, yaitu koneksi ke USB Port. Di sinilah letak inovasinya” Jadi, charger ini dirancang untuk menghasilkan satu output ke arah HP dengan tiga input: dari listrik 220 volt, listrik 12 volt pada mobil (melalui pematik api pada mobil), dan dari USB Port pada PC.
USB Port pada PC menghasilkan listrik 5 volt, ½ ampere. Daya yang keluar adalah 2,5 watt. Dengan daya ini, charger buatan Aca, dkk baru mampu mengisi-ulang secara optimum HP buatan Sony-Erricson. “Hanya butuh waktu 1,5 jam untuk mencharge Sony Erricson, dari kondisi low-bat hingga full.”
Permasalahannya, untuk pengisian-ulang HP Nokia dan Siemens, charger ini belum mampu optimum. “Masalahnya, Nokia dan Siemens menggunakan daya watt yang lebih besar, sekitar 5 watt,” tutur Aca “Ya, ini menjadi tantangan untuk pengembangan lebih lanjut.”
Yang juga unik dari tim ini adalah keseluruhan tim adalah angkatan 2003 –angkatan yang relatif masih muda. Selain Aca, anggota tim charger USB Port ini: Najib (19), Agfa Prayoga (19), Herlia M. Fajarsari (19), Effendi Susanto (19).
Di masa depan, Aca berharap bisa mengembangkan lebih lanjut karya mereka ini. “Kayaknya (charger ini) sudah didaftarkan pada kantor HaKI (Hak atas Kekayaan Intelektual) ITB oleh Panitia (EEA),” ungkap Aca ketika ditanya mengenai usaha mematenkan charger unik ini.
Krisna Murti
update 21/12 00.05 am