Ciri-ciri Monyet Memiliki Penyakit dan Cara Pencegahannya Jika Memasuki Permukiman Warga

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) memiliki sejumlah penyakit seperti cacar monyet, rabies, hingga Simian Virus 40 (SV40). (Wikimedia Commons/Creative Commons License)

BANDUNG, itb.ac.id - Belakangan ini, sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di Kota Bandung. Monyet merupakan salah satu hewan yang dapat menularkan penyakit kepada manusia. Apa saja ciri-ciri monyet yang memiliki penyakit dan bagaimana cara pencegahannya?

Alumnus Biologi ITB, Agung Ganthar Kusumanto, yang berprofesi sebagai Ecologist dan Wildlife Mammal Specialist. (Dok. Agung Ganthar Kusumanto)

Alumnus Biologi ITB, Agung Ganthar Kusumanto, yang kini berprofesi sebagai Ecologist dan Wildlife Mammal Specialist, mengatakan bahwa monyet dapat mengidap sejumlah penyakit zoonosis, yakni penyakit yang menular dari hewan ke manusia, seperti cacar monyet, rabies, hingga Simian Virus 40 (SV40). Namun, kata beliau, hal itu jarang dialami oleh monyet liar yang hidup di habitat aslinya.

Beliau mengatakan bahwa setiap monyet memiliki potensi penyakit. "Sama seperti manusia, yang sakit yang menulari. Mau itu monyet atau hewan lain, semua berpotensi berpenyakit, berpotensi sakit, tapi tidak semua sakit dan menulari," ujarnya, Senin (4/3/2024).

Ciri-ciri Monyet Ekor Panjang Memiliki Penyakit dan Cara Penularannya

Salah satu ciri monyet ekor panjang memiliki penyakit, kata beliau, biasanya sering diasingkan oleh koloninya, terutama jika simtom atau gejala penyakitnya sudah terlihat.

Cara penularan penyakit dari monyet ekor panjang tergantung pada penyakitnya. Namun rata-rata penyakit terkandung pada air liur.

Beliau menegaskan, hal yang perlu diperhatikan bukan hanya cara mereka menularkan penyakit, seperti menggigit atau mencakar, tetapi penyakit yang ditularkannya.

"Bukan hanya action (cara menularkan penyakit dari hewan), tapi apa yang tertransfer. Setiap penyakit memiliki media penularan yang berbeda-beda, seperti rabies yang berada di air liur kerap lewat gigitan, terutama jika air liur masuk ke darah. Kalau itu tidak masuk ke darah, cukup dicuci saja. Namun, untuk safety, untuk jaga-jaga tindakannya adalah dengan serum rabies," tuturnya.

Meski diasingkan koloninya, monyet tersebut masih berpotensi menyalurkan penyakit yang diidapnya. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) ini semikosmopolit. Salah satu cirinya ia belajar dengan cepat.

Apabila hewan tersebut memasuki daerah manusia, seperti tempat wisata yang memungkinkan mereka diberi makan oleh manusia, berbatasan dengan hutan yang pengelolaan sampah organiknya tidak bagus, "Biasanya monyet di habitat seperti itu yang sering mendekat ke manusia. Kalau yang benar-benar di habitat liarnya, agak jarang ia mendekati manusia," katanya.

Beliau mengatakan, monyet ekor panjang ini hidup di sekitar riparian sungai, bukan di hutan dalam. Salah satu kemungkinan permasalah yang mendorongnya memasuki permukiman manusia adalah unsur cuaca. "Kemungkinan besar mereka turun karena faktor cuaca dengan intensitas hujan tinggi. Dengan kondisi hutan yang kurang bagus, kondisi di sekitaran sungai juga banjir. Namun, hal itu harus dicek secara mendalam," katanya.

Cara Mencegah Penularan Penyakit Monyet Ekor Panjang

Beliau mengimbau masyarakat, ketika monyet ekor panjang sudah memasuki area permukiman, hindari kontak secara langsung dan mengontak pihak terkait, dalam hal ini Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) yang berwenang terhadap satwa liar dilindungi.