CRS ITB, Pusat Kecerdasan Spasial Berbasis Satelit Observasi Bumi

Oleh Erika Winfellina Sibarani - Mahasiswa Matematika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Direktorat Penerapan Ilmu dan Teknologi Multidisiplin (DPITM) Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengadakan Presentasi oleh Pusat dan Pusat Penelitian (P/PP) di Gedung CRiMSE, ITB Kampus Ganesha, Selasa (15/10/2024). Presentasi kali ini disampaikan oleh Dr. Agung Budi Harto, M.Sc., Ketua Pusat Penginderaan Jauh atau yang lebih dikenal sebagai Center For Remote Sensing (CRS) ITB.

Beliau mengatakan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu dan teknologi pengumpulan informasi tanpa menyentuh objek secara langsung. Ilmu ini memegang peranan penting di antara teknologi yang sedang berkembang saat ini.

“Penginderaan jauh terbukti sangat serbaguna, dapat digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan modern. Oleh karena itu, penginderaan jauh dianggap sebagai salah satu teknologi yang paling pesat perkembangannya. Tren yang luar biasa inilah yang mendorong didirikannya Pusat Penginderaan Jauh ITB (CRS-ITB) pada tanggal 21 September 2005,” ucapnya.

CRS ITB memiliki visi untuk menjadi pusat inovasi dan pengembangan teknologi penginderaan jauh dan aplikasi untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan hal tersebut, misi pusat ini adalah untuk mengembangkan sistem dan teknologi penginderaan jauh yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan Indonesia, untuk membangun jaringan dan kemitraan dengan lembaga-lembaga yang ada di Indonesia dan luar negeri dalam mengembangkan sistem dan teknologi penginderaan jauh, dan untuk berkontribusi dalam industri geomatika dengan mengembangkan remote sistem dan teknologi penginderaan.

CRS ITB secara rutin melakukan berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan, seperti klasifikasi penggunaan dan penutup lahan, pengembangan instrumen dan perangkat lunak, pembuatan pustaka karakteristik spektral, pengembangan metode dan teknik pengolahan citra, serta berbagai aplikasi penginderaan jauh lainnya untuk berbagai keperluan. Pusat ini juga aktif mengikuti sejumlah simposium dan konferensi, baik regional maupun internasional. Selain itu, CRS ITB menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti seminar, lokakarya, dan kuliah umum (studium generale) yang melibatkan berbagai akademisi dan praktisi.

Dr. Agung juga menjelaskan 3 fokus penelitian CRS ITB:

1. Strategic Geo-Data Development, riset penginderaan jauh yang mengintegrasikan dan menstrukturkan data dengan berbagai nilai, menganalisis kesesuaian geografisnya, dan menghasilkan informasi baru dari data tersebut;

2. Geo Science Policy Interface, membangun suatu sistem berupa aplikasi/tools agar hasil riset data sebelumnya dapat dipahami dan digunakan oleh instansi manapun dalam pengambilan kebijakan;

3. Geo-Smart Society, membangun ekosistem sosio-teknis untuk mendukung terbentuknya masyarakat yang produktif, komunikatif, dan interaktif dengan digital literacy yang tinggi.

“CRS ITB telah memberikan kontribusi dalam pembangunan berkelanjutan, baik secara ilmiah maupun praktis. Kegiatan kami meliputi pengembangan berbagai aplikasi untuk praktik industri dan pemerintahan, pengembangan metode alternatif, serta kegiatan peningkatan kapasitas,” ujarnya.

Beberapa hasil kegiatan yang sudah dilakukan CRS ITB adalah pengembangan Earth Observation - Airborne/UAV based System, pemantauan polusi udara berbasis satelit, pemantauan sampah di Citarum, pengembangan platform cerdas pemantauan banjir pesisir Kabupaten Cirebon berbasis satelit dinamis, dan pengabdian masyarakat yakni Banana Smart Village yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi pemasaran pisang masyarakat Desa Bukti.

Reporter: Erika Winfellina Sibarani (Matematika, 2021)

#dpitm itb #gedung crimse #agung budi harto #pusat penginderaan jauh #center for remote sensing itb #crs itb