Seminar Shaping Resilience: Bahas Strategi Pembiayaan untuk Indonesia Tangguh Bencana
Oleh Indira Akmalia Hendri - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021
Editor Anggun Nindita
Para narasumber dalam seminar Shaping Resilience: Financing a Disaster-Resilient Indonesia, Selasa (26/11/2024) di Gedung CRCS ITB.
BANDUNG, itb.ac.id - Pusat Penelitian Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung (PPMB ITB) berkolaborasi dengan Centre for Disaster Protection (CDP) dan Resilience Development Initiative (RDI) menggelar seminar bertajuk Shaping Resilience: Financing a Disaster-Resilient Indonesia pada Selasa (26/11/2024) di Gedung CRCS, ITB Kampus Ganesha.
Seminar ini membahas strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana (PARB) yang dicetuskan oleh Kementerian Keuangan untuk menjawab tantangan penanggulangan bencana di Indonesia.
Indonesia adalah negara yang rawan bencana karena kondisi geografisnya sebagai kepulauan yang dikelilingi lempeng tektonik utama. Bencana seperti gempa bumi, tsunami, dan cuaca ekstrem sering terjadi, menyebabkan kerugian besar, baik dalam keselamatan maupun ekonomi. Menurut data Kementerian Keuangan (2018), kerugian ekonomi rata-rata dari 2000-2016 mencapai US$ 1,54 miliar per tahun. Tingginya kemiskinan juga memperburuk dampak bencana, dengan 25,22 juta jiwa (9% populasi) hidup di bawah garis kemiskinan pada 2023. Banyak dari mereka bergantung pada sektor pertanian dan informal, yang meningkatkan kerentanan dan menghambat pengentasan kemiskinan serta pertumbuhan ekonomi.
Seminar PARB membahas strategi memperkuat ketahanan bencana di Indonesia melalui empat sesi utama. Sesi pertama mengulas pembiayaan risiko bencana, mencakup peluang, tantangan, dan praktik global terbaik, dipandu oleh Dosen dari KK Perencanaan Wilayah dan Perdesaan SAPPK ITB, Saut Aritua Hasiholan Sagala, S.T., M.Sc., Ph.D.; dan Research Lead CDP, Shakira Mustapha.
Sesi kedua menyoroti solusi pembiayaan inovatif berbasis kolaborasi publik-swasta dan data riset, dipresentasikan oleh Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana di Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB, Dr. Ir. Udrekh, S.E., M.Sc.; dan Prof. Dr. Ir. Krishna Suryanto Pribadi dari KK Manajemen dan Rekayasa Konstruksi FTSL ITB.
Sementara itu, sesi ketiga membahas integrasi instrumen keuangan dan strategi membangun kerangka kerja berkelanjutan bersama Ikatri Meynar Sihombing, Hengki Eko Putra, dan Dra. Dumaria Rulina Tampubolon. Terakhir, sesi keempat mengangkat praktik Perlindungan Sosial Adaptif (PSA) nasional dan global, menghadirkan Daniel Clarke dari CDP dan Ketua Kelompok Kerja Kesiapsiagaan dan Mitigasi Kemensos, Hasatama Hikmah.
Diskusi dalam seminar ini menyoroti perlunya pengembangan kerangka pembiayaan risiko bencana (PRB), mempromosikan kemitraan publik-swasta, dan memberdayakan komunitas rentan dengan alat keuangan yang disesuaikan, seperti mikroasuransi dan perlindungan sosial adaptif.
Di tengah meningkatnya risiko bencana dan kerentanan ekonomi yang dihadapi Indonesia, inisiatif seperti strategi PARB yang diinisiasi oleh Kementerian Keuangan menjadi sangat penting untuk meningkatkan ketangguhan.
“Seminar bertajuk Shaping Resilience: Financing a Disaster-Resilient Indonesia ini menjadi platform krusial untuk bertukar pengetahuan, berbagi praktik terbaik, dan memperkuat kolaborasi. Wawasan yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kesiapsiagaan, pemulihan, dan stabilitas sosial-ekonomi jangka panjang Indonesia dalam menghadapi risiko bencana,” ujar Saut Sagala.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)