Biospark SITH ITB: Seminar Strategi Komersialisasi Produk Inovatif, Hubungkan Hasil Riset dengan Industri
Oleh Ahmad Fauzi - Mahasiswa Rekayasa Kehutanan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id — Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) mengadakan seminar bertajuk “Strategi Komersialisasi Produk Inovatif Berbasis Riset di Perguruan Tinggi”, Jumat (1/11/2024). Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian SITH EXPO 2024: Biospark yang berlangsung pada tanggal 1-2 November 2024.
Pada seminar ini terdapat tiga pembicara, Dr. Wardono Niloperbowo (Dosen SITH ITB), Ir. Artissa Panjaitan, M.B.A (Direktur CV. Tonto Agro Makmur, Owner PT Wahana Agra Radian Mineral, dan Advisory Board SITH), serta Arif Sasongko, S.T., M.T., Ph.D. (Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi ITB) dengan Husna Nugrahapraja, Ph.D. sebagai moderator.
Dr. Wardono Niloperbowo mengatakan bahwa beliau pernah mengembangkan kit diagnostik medik berbasis Lateral Flow Assay mulai tahun 1998 di Eijkman Institute. Namun, kebanyakan peneliti mengembangkan produk berdasarkan ide peneliti tanpa tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh pasar sehingga produknya kurang relevan. Maka dari itu, beliau berpesan untuk memperhatikan target pasar ketika akan mengembangkan produk.
Beliau juga berpesan ketika memulai usaha, harus memperhatikan strategi pemasaran seperti product, price, place, dan brand. “Semua hal ini harus didesain sedemikian rupa supaya cocok dengan market yang kita tuju” ujarnya.
Adapun Arif Sasongko, Ph.D. menjelaskan terkait DKST ITB. Direktorat tersebut adalah lembaga yang melakukan pengelolaan aktivitas riset untuk dikomersialisasi atau dimanfaatkan masyarakat. Ada tiga kegiatan utama yang ditangani DKST, yakni implementasi inovasi dan teknologi, inkubasi usaha dan bisnis, serta transfer teknologi, akselerasi, dan pengembangan bisnis. “Terdapat 4 cara kami dalam mengomersialisasikan hasil-hasil riset, yakni licensing, joint operation, joint venture, serta startup,” tuturnya.
Beliau juga mengungkapkan salah satu isu pada komersialisasi hasil riset inovasi adalah technology push, artinya membuat barang sebagus mungkin tetapi tidak mengetahui permintaan pasarnya seperti apa. “Sebagian besar dosen adalah peneliti yang dididik untuk mengembangkan sesuatu seakurat mungkin, tetapi pasar mungkin tidak butuh seperti itu,” katanya.
Sementara itu, Ir. Artissa Panjaitan, M.B.A. menyampaikan strategi komersialisasi produk inovatif berbasis riset di perguruan tinggi. Perlu nilai tambah dalam berinovasi, yakni Enduring Competitive Advantage, High Profitability, serta Good Management. Selain itu, dijelaskan juga tema atau kredo penciptaan nilai tambah sehingga hasil riset sesuai dengan kebutuhan konsumen atau industri. “Kita berbicara tentang bagaimana cara menghasilkan produk yang diinginkan konsumen adalah berbicara tentang growth, lalu kedua tentang risk, kemudian productivity, efficiency, serta discovery,” katanya.
Beliau mengatakan terdapat 5 hal penting dalam proses seleksi pendanaan dalam komersialisasi riset, seperti Market Size & Growth Potential, Strong Founding Team, Scalability, Unique Value Proposition & Competitive Advantage.
Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)