Dosen ITB Raih Penghargaan Variance Prize
Oleh Hastri Royyani
Editor Hastri Royyani
BANDUNG, itb.ac.id - Prestasi membanggakan kembali diraih salah seorang dosen ITB atas sumbangsihnya dalam satu bidang keilmuan. Dumaria R. Tampubolon yang saat ini aktif sebagai dosen di Matematika ITB berhasil meraih penghargaan Variance Prize 2011. Variance Prize merupakan penghargaan tahunan yang diberikan kepada tulisan ilmiah terbaik dalam jurnal ilmiah Variance.
Variance sendiri merupakan jurnal ilmiah dari The Casualty Actuarial Society yang tak lain adalah asosiasi aktuaris di Amerika Serikat. Penghargaan Variance Prize menekankan pada penelitian dengan ide-ide segar dan baru dalam dunia asuransi.
Bersama Prof. Gary G. Venter, FCAS, ASA, MAAA , Dumaria mengusung penelitian yang berjudul "Robustifying Reserving" . "Penelitian ini salah satunya membahas mengenai estimasi outstanding klaim untuk jenis asuransi long tail," jelas Dumaria dalam wawancara pada Jumat (27/01/12) lalu.
Lebih lanjut ia menjelaskan, "Kami menitik beratkan pada jenis asuransi long tail yang merupakan asuransi dengan pembayaran klaim dalam jangka waktu lama seperti asuransi workers compensation." Penelitian ini juga mengukur sensitivitas jika terjadi keterlambatan pembayaran dan faktor lainnya.
Aktuaria di Indonesia
Dumaria menjadi orang Indonesia pertama yang meraih penghargaan Variance Prize. Ia mengaku masih miliki banyak mimpi untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi Indonesia, khususnya dalam memajukan bidang aktuaria. Aktuaria merupakan sains yang menganalisis pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang.
Ia menuturkan, "Sebagai seorang dosen, saya akan membagi semua yang saya kuasai mengenai akturia agar lebih banyak lagi aktuaris di Indonesia." Semenjak ada keputusan pemerintah yang mewajibkan seluruh perusahaan asuransi mempunyai minimal seorang aktuaris, kebutuhan akan sumber daya yang menguasai bidang aktuaria semakin besar.
Namun, pada kenyataannya jumlah aktuaris di Indonesia masih tidak banyak. "Jika hal ini tidak segera diantisipasi, maka mungkin banyak perusahaan asuransi yang akan mendatangkan aktuaris dari luar negeri," papar Duma.
Oleh karena itu, sejak tahun 2008 ITB bekerja sama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang aktuaria dan mencetak semakin banyak aktuaris untuk Indonesia, ujar Duma yang bulan Mei mendatang nanti akan menerima penghargaan dan mempresentasikan penelitiannya di Phoenix, Amerika Serikat.
Bersama Prof. Gary G. Venter, FCAS, ASA, MAAA , Dumaria mengusung penelitian yang berjudul "Robustifying Reserving" . "Penelitian ini salah satunya membahas mengenai estimasi outstanding klaim untuk jenis asuransi long tail," jelas Dumaria dalam wawancara pada Jumat (27/01/12) lalu.
Lebih lanjut ia menjelaskan, "Kami menitik beratkan pada jenis asuransi long tail yang merupakan asuransi dengan pembayaran klaim dalam jangka waktu lama seperti asuransi workers compensation." Penelitian ini juga mengukur sensitivitas jika terjadi keterlambatan pembayaran dan faktor lainnya.
Aktuaria di Indonesia
Dumaria menjadi orang Indonesia pertama yang meraih penghargaan Variance Prize. Ia mengaku masih miliki banyak mimpi untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi Indonesia, khususnya dalam memajukan bidang aktuaria. Aktuaria merupakan sains yang menganalisis pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang.
Ia menuturkan, "Sebagai seorang dosen, saya akan membagi semua yang saya kuasai mengenai akturia agar lebih banyak lagi aktuaris di Indonesia." Semenjak ada keputusan pemerintah yang mewajibkan seluruh perusahaan asuransi mempunyai minimal seorang aktuaris, kebutuhan akan sumber daya yang menguasai bidang aktuaria semakin besar.
Namun, pada kenyataannya jumlah aktuaris di Indonesia masih tidak banyak. "Jika hal ini tidak segera diantisipasi, maka mungkin banyak perusahaan asuransi yang akan mendatangkan aktuaris dari luar negeri," papar Duma.
Oleh karena itu, sejak tahun 2008 ITB bekerja sama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang aktuaria dan mencetak semakin banyak aktuaris untuk Indonesia, ujar Duma yang bulan Mei mendatang nanti akan menerima penghargaan dan mempresentasikan penelitiannya di Phoenix, Amerika Serikat.