ETMC 2015: Ajang Intenasional Bahas Lingkungan Berkelanjutan

Oleh Mega Liani Putri

Editor Mega Liani Putri

BANDUNG, itb.ac.id - Untuk kali kelima, ITB kembali mengadakan Environmental Technology and Management Conference (ETMC) pada Senin-Selasa (23-24/11/15) bertempat di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga). Konferensi internasional ini diadakan oleh Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang langsung diadakan oleh Program Studi Teknik Lingkungan dengan bentuk acara yang masih berupa seminar. Tahun ini dilakukan pematangan konsep menjadi konferensi internasional di mana para peserta bisa mempresentasikan penelitiannya terkait teknologi dan manajemen lingkungan.

Tema dari  ETMC 2015 adalah "Green Technology towards Sustainable Environment". Ada enam tema penelitian yang diangkat pada konferensi kali ini, yaitu Air Quality & Climate Change, Green Cities & Infrastructures, Eco-Industries, Appropriate & Advanced Environmental Technology, Natural Resource Management, and Environmental Health and Risk Assessment. ETMC terbuka untuk para pemangku kebijakan, ilmuan, rekayasawan, akademisi, konsultan, kontraktor, pelaku bisnis, politisi, aktivis lembaga swadaya masyarakat, pelajar, dan masyarakat umum.

Keynote speakers yang diundang pada ETMC 2015 adalah Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc., Ph.D.  (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia), Prof Dr. A.J.M. Smits (Director of Institute for Science, Innovation & Society, Radboud University Nijmegen) Albert Simanjuntak (Chevron Pacific Indonesia), dan Dr. Ir. Edwan Kardena (Dosen Teknik Lingkungan ITB). Invited speakers lainnya didatangkan dari berbagai perguruan tinggi di dunia, yaitu ITB,  Universitas Indonesia, Hokkaido University Japan, Asian Institute of Technology, National University of Singapore, Okayama University, UNIDO, dan Radboud University Nijmegen.

Ada 140 presenter yang berbagi tentang penelitiannya terkait isu-isu yang dijelaskan sebelumnya. Mereka berasal dai berbagai negara, di antaranya Amerika Serikat, Australia, Norwegia, Jepang, dan Malaysia. Tentunya banyak pula peneliti Indonesia termasuk civitas academica ITB yang memanfaatkan momen ini untuk berbagi hasil penemuan mereka kepada seluruh peserta konferensi.

Menurut Agus Jatnika Effendi, Ph.D., dosen Teknik Lingkungan ITB yang bertindak sebagai Ketua Pelaksana ETMC 2015, ajang ini menjadi kesempatan bagi para penggiat bidang lingkungan untuk berdiskusi secara ilmiah. "Berbeda dengan commercial conference, scientific conference semata-mata untuk tukar ide. Kadang-kadang belum tentu implemented di skala lapangan. Tapi kita share idea, kita tahu orang ini melakukan apa, kita melakukan apa, sehingga nanti mudah-mudahan ada collaboration," ungkapnya.