FEALAC Film Festival 2012: Bangun Karakter Lewat Film Anak-anak
Oleh Gilang Ariawan Wicaksono
Editor Gilang Ariawan Wicaksono
BANDUNG, itb.ac.id - Liga Film Mahasiswa (LFM) ITB bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengadakan FEALAC Film Festival 2012 (FFF 2012) bertema anak-anak pada Senin-Kamis (19-22/11/12) di Auditorium CC Timur ITB. Selain untuk membangun karakter mahasiswa sebagai masyarakat intelektual, acara ini juga bertujuan untuk memperkenalkan Forum for East Asia - Latin America Cooperation (FEALAC) yaitu forum dialog yang menjembatani kerjasama 16 negara Asia (10 negara ASEAN, 4 negara Asia Timur), 2 negara Pasifik (Australia dan Selandia Baru) dengan 19 negara-negara Amerika Latin dan 1 negara Karibia.
Di hari kedua, acara dimulai dengan pemberian sambutan dari Ketua Bidang Pertunjukkan LFM ITB, Silvia Anugrah (Arsitektur 2009) dan dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Ir Kadarsah Suryadi. Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, H.E. Dian Triansyah Djani juga memberikan penjelasan singkat mengenai FEALAC.
Festival ini merupakan Proyek Nasional Indonesia yang diusulkan pada pelaksanaan FEALAC FMM V di Buenos Aires, Argentina pada bulan Agustus 2011. Melalui acara ini, FFF 2012 bertujuan untuk memfasilitasi komunikasi dan mendekatkan kontak para penggiat sinematografi (produser, penulis skenario, sutradara, aktor/aktris, kritikus, dll) dari negara anggota FEALAC.
FEALAC Film Festival dilaksanakan di berbagai negara. Di Indonesia, festival ini diadakan di Depok, Jakarta dan Bandung. Film yang diputar dalam acara ini terdiri dari film anak-anak yang berasal dari negara-negara anggota FEALAC, yaitu Hope of Mina (Laos), Habanastation (Kuba), Crooked Mick of the Speewah (Australia), Walking to School (Cina), Ogú and Mampato in Rapa Nui (Chile), ¡EPA TÚ! (Hey You!) (Venezuela), Navidad SA. (Mexico), Zaw Ka Ka Nay Thi (Dance of Alchemist) (Myanmar). Indonesia sendiri menampilkan film berjudul Brandal-brandal Ciliwung untuk diputar dalam festival ini.
"Film adalah cara yang paling mudah dan halus untuk dapat menvisualisasikan nilai-nilai karakter yang ada," kata Dian ketika mengungkapkan alasan di balik penggunaan film sebagai media sosialisasi. Pemutaran film diadakan di ITB karena mahasiswa ITB dianggap sebagai kaum intelektual yang diharapkan mampu membangun karakter baik yang ada dalam film dan menjadi corong objektif bagi masyarakat.
"Harapannya, mahasiswa ITB dapat mencontoh karakter dan nilai yang ada dalam film. Karena selama ini pembangunan karakter sering dilupakan, padahal aspek ini penting," pesan Dian.
Sumber : http://obornews.com/4398-berita-kemenlu_buka_fealac_film_festival_2012.html
Oleh : Retna Ayu Mustikarini