Galeri Soemardja ITB Pamerkan Karya Tangan Haris Purnomo

Oleh Teguh Yassi Akasyah

Editor Teguh Yassi Akasyah

BANDUNG, itb.ac.id - Untuk kesekian kalinya, Galeri Soemardja ITB kembali menggelar pameran seni dari seniman terkemuka asal Indonesia. Kali ini, karya yang dipamerkan adalah hasil tangan dari Haris Purnomo, seniman Indonesia yang karyanya kaya akan unsur sosial dan politik. Berbeda dari banyak karya Haris sebelumnya yang menampilkan imaji sosok bayi bertato, kali ini seniman yang karyanya telah melanglang ke New York, Praha, Zurich, hingga Milan tersebut membawa wajah manusia dewasa melalui kanvas berukuran 180 cm x 200 cm. Pameran tunggal bertajukan "Metafora Luka, Realisme dan Fotografi" tersebut  diselenggarakan pada Kamis (27/11/14) hingga Sabtu (13/12/14).

"Karya saya kali ini temanya wajah. Tema visualnya itu, silahkan artikan sendiri," tutur Haris pada Senin (01/12/14). Di luar soal wajah, pada lukisan-lukisannya kali ini Haris ingin menyampaikan kerisauannya terhadap kondisi Indonesia saat ini. Melalui kanvas tersebut, Haris mengilustrasikan bahwa luka yang dirasakan masyarakat Indonesia adalah kebaikan yang tersingkirkan, permasalahan sosial, dan permasalahan asasi manusia. Menurut Haris, hal tersebut meminta perhatian yang khusus dan harus diselesaikan.

Turut tampil sosok Ir. Soekarno, Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso, ilustrasi Oemar Bakrie, sosok ras Papua dan lainnya menghiasi karya tangan Haris kali ini. Wajah tersebut dilukis dengan menambahkan bubuhan tato naga di salah satu bagian wajahnya. Pembubuhan simbol naga sebagai tato bukan sebuah kebetulan dan kesukaan Haris belaka. Menurutnya, naga adalah simbol dari kekuasaan yang sering kali justru menenggelamkan kebaikan. "Orang-orang ini menggambarkan idealisme, kebaikan, yang terlupakan. Bagi Indonesia, orang seperti mereka sangat penting, tetapi sering dilupakan," tutur Haris.

Salah satu lukisan yang mencuri perhatian adalah karya berjudul "Kartini". Lukisan tersebut menggambarkan wajah wanita renta yang dikaitkan Haris dengan sosok Kartini saat ini. Lukisan Kartini ini menyala dan warna-warni. Wajah wanita tua dengan nuansa rambut pelangi tersebut menggambarkan ketimpangan antara kedua sosok, yaitu Kartini dan wanita saat ini.

Dalam pelukisannya, Haris menggunakan teknik yang relatif baru, yaitu perpaduan kemajuan teknologi dan teknik melukis. Teknik tersebut lebih memudahkan pekerjaan, walau pun pada akhir pengerjaannya dibutuhkan kemampuan seniman yang mutlak. "Teknik yang saya gunakan dalam karya kali ini adalah perpaduan fotografi, program photoshop, hasil cetakan foto dan teknik melukis itu sendiri. Perkembangan teknologi seperti saat ini, menjadi pendorong dalam tertuangnya karya tersebut," tutur Haris dalam sesi wawancara.

Dalam mempublikasikan teknik tersebut, Haris turut menggelar lokakarya untuk mahasswa seputar teknik melukis melalui hasil cetakan foto di atas kanvas. Lokakarya tersebut berlangsung pada Senin - Selasa (01-02/12/14) di Studio Seni Lukis, FSRD ITB. Selain itu, pameran kali turut dimeriahkan dengan diskusi bersama Haris Purnomo pada Rabu (03/12/14) dengan mengundang Jim Supangkat, seniman dan kritikus seni Indonesia, dan Hendro Wiyanto, seniman dan kurator Indonesia, selaku pembicara.