Hadapi Karir Profesional, KSE ITB Gelar Seminar BPJS Ketenagakerjaan

Oleh Bayu Septyo

Editor Bayu Septyo

sharing
BANDUNG, itb.ac.id – Pembekalan diri bagi mahasiswa sebelum terjun dalam karir keprofesian kini menjadi kian penting. Cepatnya arus informasi menciptakan iklim ketenagakerjaan yang lebih dinamis. Melihat ini, Paguyuban Karya Salemba Empat ITB (KSE-ITB) membuka seminar dengan mengundang Badan Penjamin Jaminan Sosial Ketengakerjaan (BPJSTK) untuk menyoal kebutuhan perlindungan dasar dalam karir profesional pekerja Indonesia. Bertempat di auditorium lantai satu Perpustakaan Pusat ITB pada Sabtu (19/12/15), kegiatan edukatif ini menghadirkan Abied Saputra, Indra Purnama dan Reddy Aditya selaku Relationship Officer BPJSTK. Kegiatan yang juga bersifat self developing & networking ini tidak hanya dihadiri anggota KSE berbagai kampus namun juga ramai dihadiri berbagai mahasiswa independen bermacam jurusan.
Reddy yang juga alumni Astronomi ITB membuka paparan terkait latar belakang BPJSTK dan rencana pengembangan kedepannya untuk Indonesia. BPJSTK yang kini menjadi badan hukum publik melewati serangakaian sejarah panjang yang tetap dituntut untuk tetap menjalankan kewajiban negara dalam menjamin perlindungan sosial-ekonomi kepada kelas pekerja Indonesia setelah sebelumnya diinisiasi oleh PT. Jamsostek (Persero). Reddy juga menekankan, adanya seminar ini menjadi penting karena masih ditemukan keawaman di masyarakat terkait BPJS yang seharusnya menjadi layanan mendasar di Indonesia. “Jadi adanya kegiatan ini tujuan utamanya adalah agar masyarakat kini dapat membedakan latar belakang BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan serta lingkup apa yang membedakan keduanya dalam pelaksanaannya sehari-hari),” terang Reddy.

Berasaskan pada orientasi kemanusiaan, manfaat dan keadilan yang termaktub dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam perundang-undangan, saat ini BPJSTK mengantongi empat program yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JK) dan Jaminan Pensiun (JP). Program jaminan ini masing-masing memiliki mekanisme dengan ketentuan dan manfaat yang berbeda satu sama lain. Dengan visi yang hendak menjadikan BPJSTK sebagai BPJS berkelas internasional, BPJST memiliki optimisme kedepannya akan diciptakan jaminan tambahan bagi pengangguran seperti yang banyak dilakukan negara lainnya. “Bagaimanapun, BPJSTK utamanya ingin menyediakan perlindungan dasar bagi tenaga kerja dengan motto menjadi jembatan kesejahteraan pekerja,” papar Indra.

Menariknya, konsep yang dipaparkan Indra dimanifestasi oleh BPJSTK dalam skema Return to Work pada JKK. Skema ini tidak hanya menjamin tenaga kerja secara ekonomi dan sosial ketika terjadi kecelakaan kerja, namun juga secara aktif membantu memastikan pekerja hingga dapat kerja kembali dengan produktivitas yang sama baiknya. “Dukungan Return to Work ini diberikan secara preventif dan promotif untuk menjamin produktivitas tenaga kerja,” tukas Indra. Mahasiswa, lanjut Indra, yang melakukan magang sebagai pekerjaan part time juga diharapkan menyadari layanan dan jaminan BPJSTK agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Seminar yang interaktif ini semakin intensif ketika dibukanya sesi diskusi antara peserta dan speaker. Dengan demikian, KSE-ITB berharap program ini dapat membantu mahasiswa diri sebelum kerja nanti.