Hardiknas 2009: Pendidikan Sains, Teknologi, dan Seni Menjamin Pembangunan Berkelanjutan dan Meningkatkan Daya Saing Bangsa

Oleh Dewi Setiawati

Editor Dewi Setiawati

BANDUNG, itb.ac.id - Bertempat di halaman Kantor Rektorat ITB Jl. Tamansari 64 Bandung, pada hari Sabtu (02/05/09) diselenggarakan upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2009. Acara yang dipimpin oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Djoko Santoso, MSc. dan dihadiri oleh segenap sivitas akademika dan karyawan, berlangsung khidmat dari jam 08.00 pagi sampai selesai.

Setiap peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) selalu mengenang tokoh yang berjasa dalam bidang pendidikan nasional yaitu Ki Hajar Dewantoro yang telah berjuang dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk meneladani perjuangan beliau dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat serta tuntutan kemajuan ipteks, maka tahun ini Hardiknas bertemakan "Pendidikan Sains, Teknologi, dan Seni Menjamin Pembangunan Berkelanjutan dan Meningkatkan Daya Saing Bangsa".

Dalam sambutan Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Soedibyo, yang dibacakan oleh Rektor ITB mengemukakan bahwa meskipun upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa telah menampakkan banyak kemajuan melalui berbagai pengembangan ipteks, namun perlu disadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan tantangan yang harus dihadapi. Untuk menjawab kekurangan dan tantangan tersebut Depdiknas telah membuat 3 (tiga) pilar kebijakan yang dirangkum dalam Rencana Strategis Depdiknas 2005-2009, yaitu pemerataan dan perluasan akses pendidikan; peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan; serta penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan. Pada akhir tahun 2008 hampir seluruh indikator kinerja utama rencana strategis tersebut telah tercapai dan banyak yang melampaui target.

Sebelas Terobosan Depdiknas

Sementara itu untuk menjawab tantangan pembangunan pendidikan nasional ke depan, pada tahun 2009 Depdiknas telah menetapkan 11 (sebelas) terobosan kebijakan massal dan telah menunjukkan hasil-hasil positif sebagai berikut:
1. Pendanaan pendidikan secara massal;
2. Peningkatan kualifikasi dan sertifikasi pendidik;
3. Penerapan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi;
4. Pembangunan prasarana dan sarana pendidikan;
5. Rehabilitasi prasarana dan sarana pendidikan;
6. Reformasi perbukuan secara mendasar;
7. Peningkatan mutu dan daya saing pendidikan dengan pendekatan komprehensif;
8. Perbaikan rasio peserta didik SMK : SMA;
9. Otonomisasi satuan pendidikan;
10.Intensifikasi dan ekstensifikasi pendidikan nonformal dan informal untuk menggapaikan layanan pendidikan kepada peserta didik yang tak terjangkau pendidikan formal (reaching the unreached);
11.Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra public pendidikan dengan pendekatan komprehensif.

Dari semua kerja keras itu, salah satu capaian untuk jenjang pendidikan tinggi adalah beberapa perguruan tinggi telah mendapat pengakuan sebagai perguruan tinggi berkelas dunia (world class university) seperti versi Times Higher Education Suplement (THES), dimana ITB sendiri memperoleh peringkat 315. Dari total perguruan tinggi yang memperoleh peringkat ada 520 program studi (prodi) yang masuk dalam peringkat 500 dari seluruh dunia pada tahun 2008. Selain itu, 47 prodi UT (Universitas Terbuka) mendapatkan akreditasi dari International Council of Distance Education (ICDE), sehingga sampai saat ini terdapat 567 prodi berkelas dunia yag melayani sekitar 12% dari seluruh mahasiswa Indonesia.