Hatta: Inovasi Radikal!

Oleh kristiono

Editor kristiono

"Inovasi radikal! Tidak linier dan incremental. Barulah dari inovasi radikal ini dapat ditemukan faktor keunggulan kita dan dapat dibangun tatanan industri baru di Indonesia yang Alumni ITB bisa lebih berperan." (HR) Siang itu [28/10] bertempat di Hotel Bumi Sawunggaling, berlangsung diskusi bertajuk “Kontribusi IA ITB untuk Kemajuan Penelitian di ITB”. Diskusi ini terselenggara atas prakarsa Mensekneg RI Hatta Radjasa (TA ‘69) sebagai sosialisasi pencalonan dirinya sebagai kandidat ketua Ikatan Alumni ITB. Peserta diskusi mayoritas adalah alumni ITB dari berbagai latar belakang, termasuk beberapa pengajar di lingkungan almamater ITB. Prof. Gede Raka merupakan dosen yang turut hadir dalam acara tersebut. Menghadapi pemilu kepengurusan IA ITB yang baru, Hatta Radjasa meluangkan waktu hadir diberbagai seminar maupun forum tentang peranan dan kiprah alumni ITB. Hatta juga melibatkan diri dalam kegiatan silaturahim, dan reuni di lingkungan Alumni ITB. Inovasi Radikal Dalam berbagai kesempatan tersebut, Hatta selalu menekankan pentingnya inovasi. Menurut mantan Menteri Perhubungan RI ini, inovasi dibutuhkan untuk membawa ITB menuju world class university. Cita-cita Hatta membawa alamamaternya menjadi institusi taraf dunia dituangkan kedalam visi sebagai calon ketua IA ITB yakni IA ITB menjadi organisasi yang mengangkat martabat dan peran alumni ITB sebagai motor pembangun bangsa dan pendukung nyata tercapainya sasaran ITB menjadi universitas riset kelas dunia yang dihormati. Visi ini kemudian dijabarkan kedalam poin-poin misi, yang antara lain adalah 1. Membentuk IA menjadi wadah (tempat berkumpul) dan bersinerginya para alumni, 2. Menjadi motivator bagi alumni agar berkreasi, 3. Menjadi komunikator secara lateral dan vertikal, membangun networking bagi alumni serta sebagai 4. Fasilitator agar kreasi, gagasan dan karya alumni dapat diwujudkan secara nyata. Menurut Hatta, IA ITB mempunyai potensi yang besar mengungguli Ikatan Alumni sejenis dari universitas lain. Namun, HR melihat selama ini potensi yang besar ini belum diberdayakan secara maksimal. “Ibarat mobil, kapasitas IA ITB yang 3000cc, selama ini baru dipakai 1200cc”, ujar lelaki Palembang ini mengandaikan. Bagi bapak empat anak ini, untuk memaksimalkan potensi salah satunya diperlukan daya guna serta kontribusi yang tinggi dari alumni. Berawal dari pemikiran tersebut, Hatta terpanggil untuk berkontribusi memajukan almamaternya. Kesibukannya sebagai Mensekneg RI dan juga Presiden ICMI bukan halangan untuk menjadi ketua IA ITB. Ia berkomitmen meluangkan sehari dalam satu minggu untuk concern memikirkan ikatan alumni. Menanggapi isu angkatan muda dalam kepengurusan IA ITB, Hatta Radjasa menekankan akan mengakomodir peran dan kontribusi kaum muda dalam kepengurusan yang akan dipimpinnya. Hatta menjamin kepemimpinannya tidak akan menghambat kaderisasi/angkatan muda. Cinta ITB Kecintaan pada almamater menjadi motivasi utama Hatta mencalonkan diri. Loyalitas dan keinginan untuk mengubah generasi Indonesia agar dapat membuat inovasi dan terobosan baru diberbagai bidang. Kepedulian HR muncul lantaran tradisi ITB yang lekat pada dirinya. “Dahulu paman saya alumni ITB, saya sendiri ITB, bahkan anak saya juga”, ujar pria mantan senator ITB ini. Guna menunjukkan keseriusannya, Hatta siap menyediakan waktu satu hari penuh untuk IA ITB disela kepadatan jadwal. Ketika disinggung kemungkinan adanya muatan politis jika kelak dirinya terpilih, dengan diplomatis Hatta mengatakan bahwa sejak mahasiswa alumni ITB sudah berpolitik, sangat pluralis, juga heterogen. Hal itu akan sama dengan susunan kepengurusan IA ITB 2007-2011 sehingga diharapkan semua kebijakannya dapat mengakomodasi semua kepentingan.