Hatta Rajasa: Hemat Bukan Berarti Menderita

Oleh asni jatiningasih

Editor asni jatiningasih

BANDUNG, itb.ac.id- Dalam rangka reuni akbar, alumni ITB '88 mengadakan talkshow “Kebijakan Publik Dalam Bidang Ketahanan Energi dan Lingkungan Hidup Menuju Masyarakat Sadar dan Hemat Energi”, Sabtu (9/8). Tidak tanggung-tanggung, panitia mengundang para pakar sebagai pembicara antara lain Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Negara; Effendi Gazali, Dosen Komunikasi UI; Armi Susandi, ahli klimatologi, dosen ITB; dan Hanan Nugroho, Bappenas.
Dalam paparan singkatnya, Hatta mengungkapkan bahwa pemerintah mempunyai strategi kebijakan energi. Tiga prinsip utamanya adalah keberimbangan antara kegiatan, nilai tambah, dan budaya. Dijelaskan bahwa terdapat dua pendekatan dalam menghadapi naiknya harga minyak dunia, yaitu dari segi supply dan demand. Pemerintah Indonesia berupaya melakukan pendekatan dari kedua sisi. Dari sisi supply, upaya yang dilakukan diantaranya optimasi produksi dan diversifikasi eneri (energy mix policy). Dari sisi demand, dengan memperbaiki perilaku masyarakat yang konsumtif. Diharapkan masyarakat mulai belajar hidup hemat dalam penggunaan energi. Bahkan, di kalangan pemerintah sendiri telah dilakukan penghematan energi dan berhasil mengurangi konsumsi energi hingga 30%. Hatta menambahkan dengan pengurangan energi sebesar 30% tersebut tidak malah membuat hidup menjadi menderita. Efendi mengusulkan hendaknya apa yang direncanakan pemerintah dikomunikasikan secara baik kepada masyarkat. Hanan menanggapi bahwa hendaknya hasil produksi minyak dalam negeri lebih banyak digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Ditambahkan pula kelemahan kebijakan energi di Indonesia diantaranya dari segi infrastruktur yang tidak siap dan akses energi yang kurang.Armi Susandi melihat kebijakan energi dari sudut pandang perubahan iklim dan potensi rendah emisi Indonesia. Armi memaparkan bahwa pemanasan global yang disebabkan efek rumah kaca telah menaikkan suhu bumi dan permukaan laut yang mengancam kehidupan manusia. Dalam sebuah slide diperlihatkan bahwa jika permukaan laut naik diperkirakan sekitar 115 pulau berukuran sedang di Indonesia akan tenggelam. Beberapa upaya yang mungkin dilakukan diantaranya penghutanan kembali lahan-lahan kritis dan perbaikan lingkungan.
Talkshow berlangsung dalam suasana santai dan dihadiri oleh sivitas akademik ITB, termasuk Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, Msc.