ITB OPEN XV: Turnamen Bergengsi Tingkat ASEAN

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor Diviezetha Astrella Thamrin

BANDUNG, itb.ac.id - Unit Aktivitas Tenis Meja (UATM) ITB kembali menyelenggarakan turnamen tahunan bagi pecinta olahraga raket tersebut, ITB OPEN XV. Turnamen ke-15 ini mengusung tema "ITB OPEN for ASEAN", dan diikuti sekitar 570 pemain tenis meja dari berbagai negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Brunei, dan Malaysia. Bertempat di Gedung Olahraga (GOR) Pajajaran, Bandung, turnamen ini diselenggarakan dari Senin hingga Sabtu (02-07/12/13).

ITB OPEN merupakan fasilitas untuk membina bibit-bibit pemain tenis meja. "Pada turnamen tahun ini, kami mencoba menarik perhatian ASEAN untuk ikut bertanding," ujar M. Nadzar (Teknik Fisika 2010), Ketua Pelaksana ITB Open XV. Konsep ITB OPEN sendiri memang selalu berhasil mencuri perhatian banyak peminat tenis meja semenjak 1996. Tak heran jika atlet tenis meja kerap antusias dalam pertandingan ini. "Acara ini sangat didukung oleh berbagai pihak guna meningkatkan prestasi pertenismejaan Indonesia," tambah Nadzar.

Turnamen ini juga telah menjadi program tahunan bergengsi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Jawa Barat. Dalam persiapannya, PTMSI Jawa Barat dengan UATM ITB memastikan bahwa ajang ini akan menjadi penantian khusus bagi pemain. "PTMSI selalu mempersiapkan jadwal khusus untuk ITB OPEN karena minat dari peserta selalu tinggi dari tahun ke tahun," tutur Ruhyandi, Kepala Bidang Pertandingan dan Perwasitan PTMSI Jawa Barat.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, ITB OPEN XV mempertandingkan 11 nomor pertandingan. Nomor-nomor yang dipertandingkan pada turnamen ini adalah tunggal umum putra dan putri, beregu campuran mahasiswa, tunggal mahasiswa putra dan putri, tunggal putra veteran, tunggal kadet putra dan putri, tunggal junior putra-putri, serta kategori eksekutif. Kali ini, kategori mahasiswa tunggal putra dijuarai oleh Julius Dwi Cahyo (UNIKA) dan juara untuk kategori tunggal putri direbut oleh Ade Kharisma asal Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB). Untuk kategori tunggal umum putra, gelar juara diraih oleh David Jacobs yang telah banyak mengharumkan nama Indonesia di ajang Internasional, seperti Paralimpiade Musim Panas 2012 di London.

Prestasi pertenismejaan Indonesia yang sempat menurun akhir-akhir ini diharapkan mampu terbangkitkan dengan adanya berbagai turnamen. Melalui ajang seperti ITB OPEN XV ini akan lahir banyak bibit-bibit pencetus prestasi bangsa ini. Prof. Edy Tri Baskoro, dosen pembina UATM ITB menjelaskan bahwa turnamen ini akan tetap ada dan terus berkembang. "Selain itu, ITB OPEN diharapkan dapat menjadi ajang pelatihan atlet usia dini," tuturnya.

Ruhyadi juga berharap bahwa ITB OPEN dapat menjadi titik awal adanya turnamen tenis meja bergengsi di Indonesia yang digelar untuk regional Asia Tenggara. "Kami berharap adanya umpan balik yang besar dari seluruh negara ASEAN di masa depan," tegas Ruhyadi.

 

Oleh: Teguh Yassi (ITB Journalist Apprentice 2013)