Kenalkan Inovasi Berbasis Komunitas, SBM ITB Hadirkan Profesor Austria

Oleh Bayu Rian Ardiyansyah

Editor Bayu Rian Ardiyansyah

BANDUNG, itb.ac.id - Inovasi merupakan faktor penting dalam bisnis untuk membangun daya saing di tengah pasar yang kompetitif. Untuk mengenalkan sebuah konsep baru tentang inovasi, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB kembali menggelar acara Fridaypreneurship dengan mengangkat tema "Crowd Innovation". Talkshow rutin bulanan yang kali ini digelar di Gedung Pertamina MBA-ITB pada Jumat (20/02/14) ini menghadirkan pembicara Prof. Dr. Johann Fuller, Kepala Inovasi dan Kewirausahaan Universitas Innsbruck, Austria sekaligus Direktur HYVE Company. Selain mahasiswa dan jajaran dosen, talkshow ini juga dihadiri oleh Dr. Ing. Ilham Habibie, MBA.

Crowdsourcing dan open innovation merupakan konsep untuk menarik partisipasi dari kerumunan atau sekelompok besar orang yang biasa disebut komunitas untuk mengembangkan ide-ide inovatif bagi kemajuan bisnis. "Banyak inovasi yang bisa dihasilkan dari luar perusahaan. Crowdsourcing sesederhana Anda mempunyai masalah atau proyek yang ingin diselesaikan lalu melemparnya ke kerumunan melalui internet untuk mendapatkan solusi yang inovatif," jelas Prof. Fuller. Melalui cara seperti ini, masyarakat tidak akan lagi dipandang hanya sebagai konsumen, namun juga sebagai rekan bagi perusahaan yang bisa membantu keberlangsungan bisnis.

Konsep pengembangan inovasi seperti ini memang akan bisa menangkap banyak nilai dan pandangan baru yang bisa digunakan dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan. Terlebih lagi, perusahaan tidak perlu banyak menginvestasikan waktu, tenaga, dan biaya untuk bisa menghasilkan ide inovatif. Meskipun begitu, Prof. Fuller menyampaikan bahwa kualitas ide yang dikumpulkan dari komunitas secara rerata lebih rendah daripada ide yang dihasilkan kelompok ahli. Namun, secara statistik terdapat segelintir ide brilian di atas rata-rata yang bisa didapatkan dari crowdsourcing. "Pertanyaannya adalah dari sekian banyak ide yang dihasilkan, bagaimana kita memilih ide terbaik yang bisa diimplementasikan oleh perusahaan. Tidak ada patokan yang pasti untuk menetapkannya, yang jelas ide tersebut harus bermanfaat dan unik," tutur Prof. Fuller.

Sebagai penutup, Dr. Ing. Ilham Habibie yang juga hadir pada acara ini turut menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya inovasi bagi Indonesia terutama dalam bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan dimulai pada akhir tahun ini. "Secara mikro, inovasi sangat penting bagi daya saing perusahaan. Selain itu secara makro, inovasi juga sangat diperlukan bagi kemajuan Indonesia karena akan memberikan keunggulan kompetitif bagi bangsa ini yang ujungnya akan memperkuat perekonomian kita," tutupnya.