Ketiga Kalinya, Mahasiswa ITB Raih Juara Kompetisi Teknik Industri Tingkat Nasional
Oleh Ninik Susadi Putri
Editor Ninik Susadi Putri
ISMEC merupakan kompetisi tahunan pada bidang keilmuan teknik industri berskala nasional yang diselenggarakan oleh mahasiswa Teknik Industri Universitas Brawijaya. Pada kompetisi ini peserta diminta mengaplikasikan keilmuan teknik industri untuk memajukan industri kecil menengah. Pada tahun ini ISMEC bertemakan "Peran Teknik Industri dalam memperkuat industri kecil menengah sebagai upaya menghadapi ASEAN Economy Community (AEC) 2015".
Dalam mengikuti kompetisi ini peserta harus mengikuti beberapa tahapan. Tahap pertama adalah seleksi online. Pada tahap ini peserta akan diuji mengenai keilmuan Teknik Industri yang dimilikinya. Dari seleksi online tersebut akan terpilih 10 tim terbaik untuk mengikuti tahapan selanjutnya di Malang. Tim-tim yang lolos pada tahap ini berasal dari beberapa universitas terkemuka di Indonesia seperti ITS, UGM, UB, UI, dan USU. Setelah terpilih 10 tim terbaik, tim-tim ini dipertemukan dalam babak final yang terdiri dari tiga babak yaitu cerdas cermat, running laboratorium, dan kunjungan industri kecil menengah.
Hanya saja pada sebelum hari kompetisi dimulai salah satu anggota dari tim Ganapati ITB harus pulang ke Bandung dikarenakan menerima kabar duka dari keluarganya. "Kami akhirnya hanya sisa berdua dan pada awalnya kami ragu untuk melanjutkan kompetisi, tetapi setelah diizinkan oleh panitia akhirnya kami lanjutkan," ujar Andreas. Dengan hanya beranggotakan dua orang, tim Ganapati harus berjuang keras melewati babak demi babak pada kompetisi ini. "Pada babak pertama cerdas cermat kami agak panik, tetapi untungnya kami tertolong saat running lab dan mulai agak optimis," tambah Iftikar.
Pada tahap terakhir kompetisi ini, peserta mengunjungi salah satu industri kecil menengah di Malang yaitu sentra keramik di Noyo, Malang. Dalam studi kasus ini, peserta diminta untuk menyusun strategi dalam mengembalikan kejayaan industri ini. Di babak ini tim Ganapati berhasil mendapatkan nilai tertinggi dan keluar sebagai juara. "Saat ikut lomba itu yang dilihat adalah seberapa kompetitif kita dari yang lain bukan seberapa pintar, dan kompetitif itu dilihat dari jiwa pantang menyerah dan harus optimis," tutur Andreas di akhir sesi wawancara.