KKTI dan SCCIC ITB Konsisten Transformasi Digital dan Bangun Kesadaran Situasional

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id -- Smart City and Community Innovation Center, Institut Teknologi Bandung (SCCIC ITB) dan Kelompok Keahlian Teknologi Informasi (KKTI) menggelar "17 Tahun KKTI, 10 Tahun SCCIC: Transformasi Digital & Kesadaran Situasional Menuju Smart Indonesia", di Gedung Science Techno Park ITB, Senin (04/12/2023).

Prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng., dari KKTI yang juga ketua SCCIC ITB, mengatakan, kegiatan tersebut menyuguhkan berbagai riset dan inovasi KKTI dan SCCIC ITB terkait produk dan bentuk lainnya yang berfokus pada pencerdasarkan kehidupan bangsa. “Bentuknya berupa digitalisasi maupun usaha-usaha lainnya sesuai tujuan pembangunan Indonesia, seperti kesejahteraan, keadilan, perdamaian, dan sebagainya sehingga muncul smart city, smart village, dan sebagainya,” ujarnya.

Dengan adanya kegiatan tersebut, kata beliau, menunjukkan bahwa perguruan tinggi merupakan lembaga yang terbuka, tempat masyarakat umum, industri, maupun pemerintah, bertanya maupun berdiskusi terkait ilmu pengetahuan dan teknologi.

Beliau mengatakan, transformasi digital dan kesadaran situasional sangat penting untuk kemajuan Indonesia, salah satunya untuk pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Transformasi digital, kata beliau, yang mengubah sebuah kondisi ke kondisi lainnya dengan teknologi digital harus memiliki teknologi, Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap, proses dan/atau tata kelola, beserta data. Transformasi digital harus juga memerhatikan efisiensi, efektivitas, serta keseimbangan antara teknologi dan infrastruktur.

“Kami terus melakukan penelitian baik di KKTI maupun SCCIC berkaitan dengan bagaimana ketelitian kita melakukan suatu analisis sehingga bertindak lebih cepat, lebih tepat, yang ujungnya pengambilan keputusan,” tuturnya.

Ketelitian pengambilan keputusan tersebut, kata beliau, dapat dilakukan dengan melakukan proses Iqra, Tabayun, dan Bertindak yang disingkat ITB. “Iqra membaca situasi, tabayun melakukan analisis atau check and recheck, dan yang terbaik yakni bertindak. Bertindaklah berdasarkan analisis, berdasarkan data,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut juga digelar diskusi buku "Situational Awareness". Buku tersebut berisi kumpulan hasil riset dan juga praktik yang dilakukan oleh KKTI maupun SCCIC yang kini masing-masing kini berusia 17 tahun dan 10 tahun. Rencananya, buku tersebut akan terbit pada Januari 2024.

Kegiatan tersebut dihadiri baik daring maupun luring oleh Ketua Dewan Guru Besar FEB UI dan Komisaris Utama PT Telkom Indonesia, Prof. Bambang Brodjonegoro, Professor Emeritus of Waseda University Japan, Director of APEC Digital Government Research Center, Prof. Toshio Obi, Katimlak KKIP, Letnan Jenderal Purn. TNI Dr. Yoedhi Swastanto, M.B.A., Rektor ITS, Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Dr. Ismail, Founder Transforma, Dr. Basuki, CEO dan Founder di PT Kazee Digital Indonesia, Dr. Ariya Sanjaya, perwakilan PT LEN, Adiyasa Nurfalah.

Reporter: M. Naufal Hafizh