Kuliah Tamu “Membangun Karakter Komunitas” Sebagai Bekal Mahasiswa Sebelum Pengabdian Masyarakat

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id – KU-4093 Pendidikan Karakter (Pendikar) menggelar kuliah tamu bertajuk “Membangun Karakter Komunitas”, di Ruang 9123 Gedung Kuliah Umum Barat (GKUB) ITB, Rabu (13/9/2023). Kuliah ini mengundang Direktur Penghimpunan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Zakatel Citra Caraka, Barman Wahidatan Anajar, S.Sos., sebagai pembicara.

Realitas yang terjadi pada saat ini adalah, masyarakat perlu mampu menerima gambaran diri dan orang lain sebagai bagian dari komunitas. Secara sederhana, Komunitas adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan hidup yang sama.

Barman memberikan contoh bahwa komunitas tidak hanya terbentuk dari kesamaan identitas. Adanya hubungan erat, misal pertemanan dapat menjadi dasar terbentuknya komunitas. Pandawara Group, kelompok remaja yang sedang viral karena kampanyenya dalam membersihkan sampah. Aksi nyata mereka turun ke lapangan mendorong masyarakat untuk berbondong-bondong berpartisipasi.

“Mereka ada hubungan yang erat sebagai pertemanan dan lain daripada itu, mereka mempunyai visi dan misi yang sama, dalam konteksnya adalah mereka mencintai lingkungan”, ujarnya.

Komunitas memiliki peran besar dalam pembentukan karakter seseorang. Misalnya dalam komunitas agama, karakter seseorang akan terbentuk menjadi lebih religius. Berkomunitas menjadi penting karena mampu membangun rasa memiliki, tanggung jawab, peduli, dan meningkatkan diri agar dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

“Ketika berkomunitas jelas akan berdampak terhadap diri kita sendiri dalam peningkatan kualitas diri. Contoh, orang yang sedang dalam gangguan jiwa, terlihat asyik, jarang terlihat sakit, enjoy-enjoy saja hidupnya. Dalam perspektif kita, kita anggap itu sebagai gangguan jiwa. Penting kita berkomunitas untuk menjaga kewarasan”, tambahnya.

Pembahasan komunitas erat kaitannya dengan nilai dan etika. Hal tersebut membantu komunitas untuk berkembang dan menjadi lebih baik. Ada 6 hal yang menuntun nilai dan etika, yakni kejujuran dan keadilan, respek, kerjasama, kepedulian, religius, serta kreatif dan inovatif.

Ke depannya, peserta kelas Pendikar dalam kelompok-kelompok kecil akan melakukan live in (terjun ke masyarakat dengan tinggal sementara) untuk membuat proyek sosial di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Barman menuntut keterlibatan komunitas di mana semua anggota kelompok harus berpartisipasi aktif.

“Enggak ada yang kemudian dominan salah satu atau kemudian ada yang sama sekali tidak berkontribusi”, tegasnya.

Dia pun membagikan tips bagaimana membangun partisipasi aktif anggota diantaranya adalah menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah serta membangun rasa kebersamaan agar anggota merasa dihargai dan memiliki.

Pesan terakhir, dalam membangun dan keberjalanan suatu komunitas tentu tidak lepas dari adanya konflik internal dan eksternal baik individu maupun kelompok. Karenanya, manajemen konflik diperlukan baik dalam pencegahan, penyelesaian, pengelolaan, atau resolusinya.

Reporter: Muh. Umar Thoriq (Teknik Pangan, 2019)