Mahasiswa ITB Ikuti Shell Eco-Marathon
Oleh kikywikantari
Editor kikywikantari
BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa ITB mengembangkan tiga mobil hemat bahan bakar dan ramah lingkungan untuk mengikuti Kompetisi Shell Eco-Marathon 2010 di Malaysia, 8-10 Juli 2010. Mereka menggunakan teknologi baru yang belum pernah diterapkan sebelumnya.
Mereka terbagi dalam tiga kelompok dengan anggota setiap kelompok 12-17 orang. Tim Exia dan Rajawali turun di kelas future concept. Tim Cikal turun di kelas urban concept.
"Pesaing mancanegara adalah Jepang dan Singapura. Dari dalam negeri adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada," kata Manajer Tim Rajawali Ananta Bagas (22).
Ananta mengatakan, timnya mengusung mesin pemotong rumput Honda GX 35 cc dengan modifikasi karburator injeksi. Selain itu, diterapkan juga teknologi bearing keramik untuk meminimalkan gesekan roda sehingga putaran mesin tidak memerlukan banyak bahan bakar. Pengurangan gesekan juga dilakukan pada sistem kopling. Bila umumnya menggunakan kopling gesek, Rajawali mengembangkan kopling magnet aplikasi dari pendingin udara. Badan kendaraan juga dibuat menggunakan fiber ringan.
"Hasilnya, mobil seberat 50 kg dengan satu penumpang yang mampu melaju 30 km per jam dengan kebutuhan 1 liter bensin oktan 95 untuk 1.000-1.500 km," ujarnya.
Ramah lingkungan
Untuk kategori sama, tim Exia mengembangkan mobil hemat bahan bakar ramah lingkungan. Kepala Divisi Mesin Tim Exia Bentang Arief Budiman (21) mengatakan, konsep ramah lingkungan diwujudkan dengan menggunakan bahan bakar metanol dan anyaman bambu sebagai pelapis badan mobil.
Penghematan bahan bakar dilakukan dengan mesin Honda GX 35 cc yang sistem pembakarannya telah dimodifikasi. Selain itu, material logam pun diminimalkan. Di bagian kemudi, misalnya, poros kemudi yang semula dari besi diubah ke kemudi kabel. Selain memudahkan pengemudi, hal itu membuat berat kendaraan menjadi 20 kg tanpa pengemudi.
"Kami menargetkan 1 liter untuk 1.000 km dengan kecepatan maksimum 25 km per jam," ujar Bentang.
Konsep yang diusung Cikal berbeda dari dua kelompok lain karena harus bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manajer Cikal Teuku Naraski Zahari (22) mengatakan, panitia mengharuskan kelas urban concept menggunakan 4 roda.
Cikal membangun badan kendaraan lebih besar berukuran 2,5 m X 1,2 m X 1,2 m bermesin 125 cc dengan modifikasi sistem pembakaran injeksi, drive by wire.
Bila sebelumnya katup injektor dioperasikan mesin, Cikal menggunakan sistem elektronik menggunakan kabel sebagai penggerak utama untuk mengoptimalkan suhu, meringankan putaran mesin, dan meringankan berat kendaraan. Cikal menargetkan mobil menghabiskan 1 liter bensin untuk 200 km dengan maksimal dua penumpang. "Semoga saja bisa menjadi kekuatan menaklukkan pesaing lain," kata Naraski.
sumber: Kompas