Mengenal Irma Yulianti, Mahasiswi Program Profesi Termuda ITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
Foto: Dok. Pribadi
BANDUNG, itb.ac.id – ITB telah melaksanakan seleksi mahasiswa/i Program Pascasarjana dan Profesi ITB Semester II 2020/2021. Terdapat satu nama yang patut mendapat perhatian, yaitu Irma Yulianti. Irma merupakan mahasiswi yang mengambil program profesi di ITB dengan usia yang masih 21 tahun.
Irma, merupakan mahasiswi Program Studi Profesi Apoteker Sekolah Farmasi ITB Semester II 2020/2021. Setelah menyelesaikan S1, Irma memiliki motivasi yang kuat untuk melanjutkan studinya. “Motivasi untuk sekolah lagi sebenarnya ada banyak alasan, selagi masih diberikan rezeki dan kesempatan untuk menuntut ilmu, kenapa tidak. Dan saya juga sangat senang dengan dunia pendidikan, mengajarkan pola pikir, arti perjuangan, bermain sambil belajar.
Bagi Irma, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi akan memperbanyak ilmu, memperluas koneksi, dan mengeksplor banyak hal. Menurutnya, pendidikan juga sebagai investasi masa depan yang manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang, baik untuk diri sendiri maupun orang banyak. Ia meyakini ungkapan “Pendidikan merupakan senjata ampuh untuk mengubah dunia” dari Nelson Mandela.
Sejak kecil, Irma telah memiliki cita-cita untuk melanjutkan studinya di ITB karena riset dan teknologinya yang sangat mumpuni. “Sejak S1 di luar ITB pun, saya sering berkunjung ke ITB karena banyak event menarik yang diadakan di ITB. Dan menurut saya sejak dulu, berkuliah di ITB pastinya membuka peluang lebar untuk masa depan saya. Tentunya kaget waktu tahu jadi mahasiswi termuda profesi ITB, saya bersyukur karena diberikan kesempatan untuk bersekolah di ITB,” kenangnya.
Perjalanan Irma sebelum menimba ilmu di ITB sangat panjang dan berkesan. Perempuan asal Lombok, NTB ini punya motivasi tinggi di bidang pendidikan meskipun bukan berasa dari keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi.
“Walaupun Ayah dan Ibu bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, namun sejak kecil mereka selalu mengajarkan saya tentang pentingnya menjadi orang yang berpendidikan dan bermanfaat bagi sesama. Mereka ingin melihat anaknya menjadi lebih baik di masa depan nanti, serta yang terpenting apapun yang saya lakukan, mereka selalu berpesan jangan pernah melupakan ibadah kepada Tuhan,” tambahnya.
Setelah SD, Irma telah merantau ke kota untuk bersekolah. Ia melanjutkan studi di MTS Negeri 1 Lombok Timur kemudian MAN 1 Lombok Timur dengan jurusan IPA. Hal ini yang membuat Ia mandiri sejak dahulu. Di sana, Irma mengikuti study club seperti fisika dan matematika serta mengikuti olimpiade. Dari sini ketertarikan Irma timbul pada dunia SAINTEK, termasuk Farmasi. “Menurutku farmasi itu sangat menarik, karena belajar tentang segala hal dan berhubungan langsung dengan orang lain, bisa menolong dan bermanfaat juga bagi sesama.”
Selain capaian saat ini sebagai mahasiswi profesi termuda, semasa S1 Irma memiliki banyak pengalaman:
- BEM (Kepala Departemen Pengembangan Pendidikan Profesi dan Kaderisasi Mahasiswa, P3KM)
- Mahasiswa Farmasi Pecinta Alam (MAFARPA)
- Juara 2 Lomba Debat Rakerwil XIII ISMAFARSI Priangan
- Juara 2 Lomba Poster HARKESNAS ISMAFARSI
- Delegasi Lomba Cerdas Cermat PHARMACOVENT UHAMKA Jakarta
- Peraih Beasiswa Eksternal Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) Kopertis Wilayah IV Dikti
- Partisipasi dalam PKM Penelitian
- Lulus S1 dengan predikat Cumlaude
Selama kuliah di ITB, Irma berharap dapat menyelesaikan studi profesi apoteker dengan baik dan lulus dengan predikat Cumlaude. “Mimpi saya banyak. Jika telah lulus dengan baik dari Profesi Apoteker ITB, saya berencana melanjutkan studi S2 dengan beasiswa ke luar negeri, memiliki bisnis apotek sendiri, membangun PBF bersama rekan-rekan. Namun, selalu ada harga yang harus dibayar dari setiap mimpi tersebut.
“Apapun yang kamu dapatkan hari ini, itu adalah hasil dari kamu memantaskan diri sehingga kamu pantas mendapatkannya. Jadi apapun mimpi kita, target kita, atau cita-cita kita, selalu berusaha untuk memantaskan diri untuk mendapatkannya. Selain itu, dalam meraih sesuatu yang hebat perlu adanya doa dan ikhtiar yang hebat pula, selalu berharap serta bergantung kepada Allah,” pungkasnya.
Reporter: Christopher Wijaya (Sains dan Teknologi Farmasi 2016)