Pagelaran Perdana UKB ITB

Oleh Nofri Andis

Editor Nofri Andis

BANDUNG, itb.ac.id- Alkisah di ranah Betawi pada zaman penjajahan Belanda, hiduplah seorang wanita cantik bernama Nyai Dasima. Ia adalah istri dari gubernur Belanda, Edward. Walau hidup berkecukupan, Dasima tidak cukup bahagia dengan kehidupan yang dijalaninya. Diam-diam, Dasima menaruh hati pada seorang pribumi, Samiun.

Kemelut kehidupan Nyai Dasima yang merupakan cerita rakyat Betawi inilah yang disajikan Unit Kebudayaan Betawi (UKB) ITB lewat pagelaran lenong bertajuk "Lara Dasima, Antara Kasta, Cinta, dan Derita". Pagelaran Lenong Lara Dasima diselenggarakan di Aula Barat kampus ITB, Jumat (4/6/10).

Tak tahan dengan perlakuan dari Edward yang kerap menghina dirinya dan rakyat pribumi, Dasima minta diceraikan. Ia pun meninggalkan kehidupan mewahnya dan tinggal bersama pembantunya dulu. Tak lama, ia pun menikah dengan Samiun.
Samiun sebenarnya telah memiliki isteri, Hayati. Namun Hayati tidak pernah melayani Samiun layaknya seorang istri. Meski telah menikah lagi dengan Dasima, Samiun tidak menceraikan Hayati.

Edward masih menyimpan dendam pada Dasima. Ia pun menyewa seseorang untuk membunuh Dasima dan memfitnah Samiun. Rencananya tersebut terlaksana dengan sukses. Dasima tewas dan Samiun berakhir di penjara.

Layaknya sebuah lenong, kisah Nyai Dasima disajikan dengan penuh "bumbu" oleh UKB. Cerita lama ini pun menjadi lebih segar dengan beberapa adegan menggelitik dari pemeran lenong.

Untuk menambah daya tarik, tarian tradisional Betawi pun disisipkan di sela acara. UKB mempersembahkan tari Nandak Ganjen dan tari Topeng Gong pada penonton. Tak hanya itu, silat khas Betawi pun ditontonkan. Semuanya diramu dalam sebuah alur yang baik dalam lenong Lara Dasima.

Lenong Lara Dasima ini merupakan pagelaran perdana UKB. Sejak berdiri pada 22 Juni 2007, UKB ITB  kerap tampil dalam pelbagai acara, baik acara di dalam maupun luar kampus ITB. UKB pun berkeinginan mengadakan acara sendiri yang merupakan hasil karya dan kreativitas seluruh anggota UKB.

"Alhamdulillah, keinginan kami terkabulkan. Aye berharap apa yang kami tampilkan dapat berkesan di hati penonton dan Pagelaran Lenong kami ini memiliki kontribusi tersendiri dalam pengembangan budaya Betawi," tulis ketua panitia pagelaran Trie Agustiyo dalam rilisnya.

Tak hanya itu, pada pagelaran perdananya ini, UKB berpesan  agar generasi muda senantiasa melestarikan budaya.