Pentingnya Kegiatan Ekstrakulikuler di Kampus
Oleh alitdewanto
Editor alitdewanto
BANDUNG, itb.ac.id- Kegiatan ektrakulikuler banyak sekali kita jumpai dalam kehidupan di kampus ITB. Banyak teori yang mengatakan bahwa ektrakulikuler merupakan salah satu wadah yang menunjang terlatihnya softskill seseorang. Banyak unit-unit yang didirikan untuk menampung kebutuhan tersebut. Banyak hal positif lagi yang bisa didapat dari hal ini.
Tulus Imaro menuturkan pentingnya kegiatan ekstrakulikuler selama dia mengenyam pendidikan di ITB. Bagi mahasiswa Teknik Perminyakan angkatan 2007 ini mengikuti kegiatan-kegiatan ektrakulikuker sama seperti keluar dari zona nyaman. "Ketika kita berada di luar zona aman, tidak ada relasi dekat yang bisa diminta tolong, sehingga kita harus benar-benar bisa bertahan dengan lingkungan." terangnya. " Itu akan membiasakan kita untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan baru."
Tulus, panggilan akrabnya menceritakan beberapa pengalamannya ketika mengikuti kegiatan ektrakulikuler. "Tidak semuanya mulus, banyak yang bentrok dengan kuliah dan jadwal akademik." tandasnya. " Namun semuanya memebrikan manfaat yang luar biasa."Pria kelahiran Jakarta, 18 Januari 1989 ini tercatat pernah mengikuti Vacation Trainee Schlumberger, Summercamp AIESEC Ukraine, dan Indonesia Model United Nations (IMUN).
Dari berbagai kegiatan tersebut, Tulus merasakan benar efek yang dia peroleh seperti berkurangnya waktu istirahat dan makin terpacu untuk selalu mengisi waktu luang. " Efek dari pengurangan waktu tidur dapat saya atasi dengan selalu minum vitamin C setiap hari sehingga membuat tubuh saya tetap fit setiap saat." terangnya. " Kemampuan saya dalam mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu semakin berkembang ketika saya ingin selalu mengerjakan sesuatu di saat luang." Efek positif lain yang dia rasakan lainnya antara lain mengasah kreativitas, memperluas lingkup pergaulan, memperluas sudut pandang atas berbagai perbedaan, serta mempertajam sifat kemandirian.
Kuliah Tetap Lebih Utama
Banyak mahasiswa yang memiliki kecenderungan terlalu menceburkan diri dengan aktivitas ektrakulikuler sehingga melupakan tanggung jawab utama mereka untuk menimba ilmu di bangku kuliah. "Ketika saya mengikuti IndonesiaMUN, saat itu saya harus kembali ke kampus pada hari ke- 4, karena ada ujian mendadak." kenang alumnus SMA Taruna Nusantara Magelang ini." Seharusnya ujian tersebut adalah take home test, tetapi ternyata soal nya sampai saat itu tidak ada di Tata Usaha, dan dijadikan UTS oleh dosen yang bersangkutan." Sebagai mahasiswa, kita harus menyeimbangkan porsi antara akademik dan ekstrakulikuler dan memanage sedemikia rupa agar keduanya berjalan selaras. Namun bila benar-benar bertabrakan jangan sampai aktivitas kuliah yang dikorbankan.
Tulus berpesan kepada mahasiswa ITB agar menggunakan waktu sebaik-baiknya karena tidak bisa diputar kemabil. " Salah satu motto saya ialah gunakan untuk berdoa karena itu adalah sumber ketenangan, gunakan waktu untuk belajar karena itu adalah nilai kebijaksanaan, gunakan waktu untuk bekerja karena itu adalah nilai keberhasilan, gunakan waktu untuk bersahabat karena itu adalah jalan menuju kebahagiaan." simpulnya.
Tulus, panggilan akrabnya menceritakan beberapa pengalamannya ketika mengikuti kegiatan ektrakulikuler. "Tidak semuanya mulus, banyak yang bentrok dengan kuliah dan jadwal akademik." tandasnya. " Namun semuanya memebrikan manfaat yang luar biasa."Pria kelahiran Jakarta, 18 Januari 1989 ini tercatat pernah mengikuti Vacation Trainee Schlumberger, Summercamp AIESEC Ukraine, dan Indonesia Model United Nations (IMUN).
Dari berbagai kegiatan tersebut, Tulus merasakan benar efek yang dia peroleh seperti berkurangnya waktu istirahat dan makin terpacu untuk selalu mengisi waktu luang. " Efek dari pengurangan waktu tidur dapat saya atasi dengan selalu minum vitamin C setiap hari sehingga membuat tubuh saya tetap fit setiap saat." terangnya. " Kemampuan saya dalam mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu semakin berkembang ketika saya ingin selalu mengerjakan sesuatu di saat luang." Efek positif lain yang dia rasakan lainnya antara lain mengasah kreativitas, memperluas lingkup pergaulan, memperluas sudut pandang atas berbagai perbedaan, serta mempertajam sifat kemandirian.
Kuliah Tetap Lebih Utama
Banyak mahasiswa yang memiliki kecenderungan terlalu menceburkan diri dengan aktivitas ektrakulikuler sehingga melupakan tanggung jawab utama mereka untuk menimba ilmu di bangku kuliah. "Ketika saya mengikuti IndonesiaMUN, saat itu saya harus kembali ke kampus pada hari ke- 4, karena ada ujian mendadak." kenang alumnus SMA Taruna Nusantara Magelang ini." Seharusnya ujian tersebut adalah take home test, tetapi ternyata soal nya sampai saat itu tidak ada di Tata Usaha, dan dijadikan UTS oleh dosen yang bersangkutan." Sebagai mahasiswa, kita harus menyeimbangkan porsi antara akademik dan ekstrakulikuler dan memanage sedemikia rupa agar keduanya berjalan selaras. Namun bila benar-benar bertabrakan jangan sampai aktivitas kuliah yang dikorbankan.
Tulus berpesan kepada mahasiswa ITB agar menggunakan waktu sebaik-baiknya karena tidak bisa diputar kemabil. " Salah satu motto saya ialah gunakan untuk berdoa karena itu adalah sumber ketenangan, gunakan waktu untuk belajar karena itu adalah nilai kebijaksanaan, gunakan waktu untuk bekerja karena itu adalah nilai keberhasilan, gunakan waktu untuk bersahabat karena itu adalah jalan menuju kebahagiaan." simpulnya.