Purnabakti Dr. Ir. Sugeng Rahardjo, M.Arch
Oleh Muhammad Arif
Editor Muhammad Arif
Sebuah seminar bertajuk “Peran Pranata Konstruksi dalam Perkembangan Industri Jasa Konstruksi di Indonesia” digelar dalam rangka purnabakti Dr.Ir.Sugeng Rahardjo, M.Arch, seorang staf pengajar Program Studi Arsitektur SAPPK ITB. Seminar ini berlangsung pada hari Sabtu, 10 Februari 2007 di Galeri Arsitektur Labtek IX B ITB.
Seminar ini membahas pranata konstruksi dalam jasa konstruksi di Indonesia. Pranata konstruksi merupakan prasyarat yang penting sebagai bagian dari pelaksanaan pembangunan. Pranata konstruksi berupa undang-undang dan lembaga sampai saat ini masih kurang lengkap, terutama berkaitan dengan jasa konstruksi. Segala aspek yang menyangkut pranata konstruksi dan jasa konstruksi dibahas dalam seminar ini dengan menghadirkan pembicara dari multidisiplin ilmu. Pembicara yang hadir antara lain Dr.Ir.Sugeng Rahardjo, M.Arch, Ir.Ikak G. Patriastomo, MSP, Dipl.Ing.George The, dan Bambang Utojo K.,SH.
Usai seminar, acara dilanjutkan dengan launching “Kamus Istilah Arsitektur: Dari Perencanaan sampai Pemanfaatan“ yang disusun oleh Pak Sugeng sendiri. Kamus setebal 173 halaman ini baru diperbanyak 10 eksemplar, yang diserahkan pada perpustakaan prodi Arsitektur. Ide penyusunan kamus ini, diakui Pak Sugeng, berawal dari banyaknya istilah-istilah dalam dunia arsitektur yang masih rancu ejaan dan pemaknaannya. “Contohnya, saya pernah membaca ada kata ceramix untuk kata keramik. Ini ‘kan lucu, karena mix berarti campuran…tidak sesuai dengan makna yang diinginkan,” ujar beliau seraya tertawa lepas. Beliau pun berharap kamus yang disusunnya dapat membantu para akademisi arsitektur dalam berkarya. Selain itu, beliau berjanji kamus tersebut akan diperbanyak untuk umum dan dijual dengan harga murah agar siapa saja mudah mendapatkan dan memanfaatkannya.
Seminar ini membahas pranata konstruksi dalam jasa konstruksi di Indonesia. Pranata konstruksi merupakan prasyarat yang penting sebagai bagian dari pelaksanaan pembangunan. Pranata konstruksi berupa undang-undang dan lembaga sampai saat ini masih kurang lengkap, terutama berkaitan dengan jasa konstruksi. Segala aspek yang menyangkut pranata konstruksi dan jasa konstruksi dibahas dalam seminar ini dengan menghadirkan pembicara dari multidisiplin ilmu. Pembicara yang hadir antara lain Dr.Ir.Sugeng Rahardjo, M.Arch, Ir.Ikak G. Patriastomo, MSP, Dipl.Ing.George The, dan Bambang Utojo K.,SH.
Usai seminar, acara dilanjutkan dengan launching “Kamus Istilah Arsitektur: Dari Perencanaan sampai Pemanfaatan“ yang disusun oleh Pak Sugeng sendiri. Kamus setebal 173 halaman ini baru diperbanyak 10 eksemplar, yang diserahkan pada perpustakaan prodi Arsitektur. Ide penyusunan kamus ini, diakui Pak Sugeng, berawal dari banyaknya istilah-istilah dalam dunia arsitektur yang masih rancu ejaan dan pemaknaannya. “Contohnya, saya pernah membaca ada kata ceramix untuk kata keramik. Ini ‘kan lucu, karena mix berarti campuran…tidak sesuai dengan makna yang diinginkan,” ujar beliau seraya tertawa lepas. Beliau pun berharap kamus yang disusunnya dapat membantu para akademisi arsitektur dalam berkarya. Selain itu, beliau berjanji kamus tersebut akan diperbanyak untuk umum dan dijual dengan harga murah agar siapa saja mudah mendapatkan dan memanfaatkannya.