Seminar Nasional SAPPK ITB: Mengeksplorasi Prospek SDM Indonesia dalam Era Keseimbangan AI dan Pembangunan Berkelanjutan
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id – Program Magister Studi Pembangunan dan Magister Perencanaan Kepariwisataan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB), menggelar seminar nasional “Prospek SDM Indonesia dalam Kontestasi Kecerdasan Buatan (AI) dan Keberlanjutan Pembangunan Menuju Indonesia Emas 2045”, di Gedung CRCS lantai 2, Jumat (8/12/2023).
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Prof. Drs. Anwar Sanusi, M.P.A., Ph.D., menjadi salah seorang narasumber dalam kegiatan tersebut. Melalui materi berjudul "Prospek SDM Indonesia dalam Menghadapi Transformasi Digital, AI, dan Disrupsi Teknologi", Prof. Anwar menguraikan tantangan dan peluang tenaga kerja Indonesia dalam era kecerdasan buatan dan pembangunan berkelanjutan.
Sejumlah permasalahan yang dihadapi tenaga kerja Indonesia saat ini, meliputi produktivitas per pekerja masih di bawah rata-rata ASEAN, posisi daya tawar pekerja Indonesia relatif rendah, dan di antara 10 angkatan kerja, 5-6 orang berpendidikan SMP ke bawah. Selain itu, penduduk Indonesia cenderung bergerak pada pekerjaan kurang produktif. Tingkat pengangguran pun tinggi, terutama di kelompok usia muda, pendidikan menengah-tinggi, dan mereka yang tinggal di perkotaan.
Dalam menghadapi revolusi industri, penduduk usia produktif Indonesia mengalami puncaknya, sementara kondisi lapangan kerja berubah dengan adopsi teknologi di tempat kerja. “Generasi Z dan Milenial, yang mendominasi angkatan kerja, memiliki karakteristik yang mendukung fleksibilitas hubungan kerja,” ujar Prof. Anwar.
Adapun teknologi berdampak positif, salah satunya menciptakan lapangan pekerjaan baru, terutama yang bersifat teknis. Intermediasi pekerjaan melalui platform digital semakin berkembang dan semakin fleksibilitas. Konsep tempat kerja semakin cair dengan meningkatnya remote working.
Melihat kondisi tersebut, strategi ketenagakerjaan harus memperhatikan investasi SDM usia muda, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan pengembangan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Strategi kebijakan melibatkan penciptaan lapangan kerja produktif, pengembangan keahlian tenaga kerja, fasilitasi perpindahan pekerja, dan peningkatan kualitas SDM, dengan mengutamakan sektor bernilai tambah tinggi dan peningkatan produktivitas UMKM.
Untuk mengatasi tantangan ke depan, diperkenalkan juga program seperti Talent Scouting, Talent Fest, Talent Corner, Talent Class, dan Talent Hub untuk memetakan, membina, dan meningkatkan kompetensi talenta muda.
Semua kebijakan dan strategi tersebut diarahkan untuk menciptakan ketenagakerjaan yang adaptif, meningkatkan kualitas SDM, dan mempersiapkan tenaga kerja Indonesia menghadapi era kecerdasan buatan dan pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.
Penulis: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)