Strategi AI Nasional, Komdigi Dorong Digitalisasi Efisien di Berbagai Sektor
Oleh Ahza Asadel Hananda Putra - Mahasiswa Teknik Pangan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

BANDUNG, itb.ac.id – Tantangan digitalisasi dalam industri konstruksi dan sektor lainnya di Indonesia dihadapi dengan Strategi Inovatif AI Nasional. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), di bawah kepemimpinan Menteri Meutya Hafid, menyampaikan paparan penting pada acara Seminar Nasional “Optimasi Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum” di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Selasa (19/12/2024). Dalam presentasinya, beliau menguraikan berbagai tantangan penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam digitalisasi sektor strategis, seperti konstruksi, layanan kesehatan, pendidikan, dan pengembangan kota pintar.
Beliau menyoroti pentingnya pendekatan model 4P (prediktif, pencegahan, partisipatif, dan personal) dalam meningkatkan kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan di Indonesia. “Transformasi digital harus memprioritaskan efisiensi dan keberlanjutan,” ujarnya.
Selain itu, reformasi birokrasi menjadi fokus penting dengan penerapan AI dan digitalisasi dalam pelayanan publik untuk menciptakan sistem yang lebih efisien, cepat, dan transparan. Komdigi juga menitikberatkan pengembangan talenta AI yang kompetitif melalui program pelatihan, pendidikan vokasi, dan sertifikasi profesional guna memenuhi kebutuhan tenaga ahli di tingkat nasional maupun global.
Di sektor urbanisasi, pengelolaan kota pintar berbasis teknologi seperti IoT, big data, dan cloud computing diharapkan mampu menjawab tantangan kompleksitas perkotaan dan mendorong keberlanjutan pembangunan. Optimalisasi keamanan pangan pun menjadi prioritas melalui pemanfaatan teknologi AI untuk prediksi iklim, proyeksi rantai pasok makanan, serta peningkatan kualitas benih dan hasil panen.
Efisiensi dalam Pembangunan Nasional
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya menurunkan Incremental Capital-Output Ratio (ICOR) Indonesia, yang saat ini dinilai kurang efisien dibandingkan negara-negara tetangga. Arahan ini menjadi landasan bagi Komdigi untuk memanfaatkan teknologi AI demi meningkatkan produktivitas hingga 30% dan menekan waktu pengerjaan proyek hingga 20%.
Peningkatan Kota Tier 2 dan 3 melalui Smart Cities
Laporan Komdigi juga menyoroti perkembangan kota tier 2 dan 3 yang mengalami pertumbuhan PDB lebih cepat dibandingkan kota metropolitan. “Smart Cities menjadi solusi inovatif untuk menghadapi tantangan urbanisasi yang kompleks,” ujarnya.
Hingga 2024, sebanyak 251 kota/kabupaten telah tergabung dalam program ini menghasilkan lebih dari 1.600 inovasi yang mendukung pengelolaan kota berbasis teknologi.
Gerakan menuju Smart City telah membangun ekosistem dan meningkatkan kesadaran melalui pendampingan penyusunan masterplan, membantu 251 kota/kabupaten mengimplementasikan 1.674 inovasi. Program ini juga mendorong kolaborasi di 10 Kawasan Pariwisata Prioritas, Zona Ibu Kota Negara Baru, dan 2 provinsi, dengan nilai pasar sekitar Rp30,40 triliun pada 2024 yang diproyeksikan meningkat menjadi Rp434,72 triliun pada 2029.
Membangun Talenta Digital untuk Masa Depan
Komdigi mencatat kebutuhan 500.000 talenta digital setiap tahun untuk menutup gap tenaga kerja di bidang teknologi. Program seperti Literasi Digital dan Digital Talent Scholarship telah menjangkau lebih dari 5,6 juta peserta hingga akhir 2024, menciptakan fondasi kuat bagi Indonesia menuju kemandirian teknologi.
Reporter: Ahza Asadel Hananda Putra (Teknik Pangan, 2021)