Studium Generale: Menggali Potensi Ekosistem Elevarm untuk Pertanian Berkelanjutan di Indonesia
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id — Kuliah KU-4078 Studium Generale kembali digelar pada Rabu (3/4/2024) di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Bandung serta melalui platform Zoom dan Youtube Official ITB.
Pada kesempatan ini, Co-Founder & Chief Agriculture Officer Elevarm yang juga merupakan nominator Forbes 30 Under 30, Lintang Kusuma Pratiwi menjadi pembicara dengan topik “How to Build Sustainable Agriculture Ecosystem “Elevarm"?"
Sebagai informasi, Lintang merupakan alumni dari Rekayasa Pertanian ITB. Di awal pemaparannya, dia menceritakan mengenai perjalanannya di ITB sejak masih mahasiswa baru hingga kini. Sampai akhirnya Lintang bertemu dengan rekannya, yang kemudian bersama-sama mengembangkan startup berbasis agritech, Elevarm.
Lintang pun menjelaskan mengenai latar belakang didirikannya Elevarm. Menurutnya Elevarm berdiri atas keresahan dirinya bersama dengan rekannya, terhadap rendahnya minat anak muda untuk menjadi petani.
"Padahal di saat yang bersamaan, konsumsi terhadap produk pangan terus meningkat serta sektor pertanian juga merupakan sektor penyumbang PDB terbesar kedua di Indonesia. Sepanjang tahun 2023, sektor pertanian berhasil menyumbang sebesar 18.67% terhadap pendapatan domestik bruto Indonesia," ujarnya.
“Pertanian itu tidak bisa hanya dibantu melalui satu aspek saja, misalnya, bantuan modal saja atau pupuk saja. Perlu ada sistem dan SOP yang dapat menjamin keberjalanan bantuan yang diberikan” lanjutnya.
Elevarm pun kini semakin berkembang. Sekarang startup tersebut telah memiliki kurang lebih 80 tim. Elevarm pun semakin mengembangkan sebuah sistem berkesinambungan yang berperan dalam pendampingan petani mulai dari awal produksi, proses produksi, hingga pemasarannya.
"Elevarm mengembangkan tiga konsep sirkular, yaitu menyediakan high quality input, meningkatkan produktivitas pertanian, serta memperluas pasar," tuturnya.
Dia pun menunjukkan kepedulian Elevarm terhadap dampak yang dihasilkan, baik dampak terhadap petaninya maupun terhadap lingkungan. Melalui komitmen yang dituangkan ke dalam lima pilar utama, Elevarm berusaha untuk meningkatkan dampak positif kepada penggunanya.
Kelima pilar tersebut terdiri atas keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan sosial ekonomi, literasi dan capacity building, inklusivitas, serta produktivitas.
Di akhir pemaparannya, Lintang menyebutkan bahwa peluang di sektor pertanian di Indonesia masih sangat terbuka luas. Dia pun berharap, semakin banyak lagi anak-anak muda Indonesia yang tertarik untuk memajukan sektor pertanian di negara ini.
Reporter: Indira Akmalia Hendri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)