The Hidden Orchid karya Mahasiswa Arsitektur ITB Juara 3 Sayembara Internasional

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

Tim Mahasiswa Arsitektur ITB meraih juara 3 Archfest Petra. (Dok. Sanghyang Wenang Mangkualam)

BANDUNG, itb.ac.id – Tiga mahasiswa Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) menorehkan prestasi dalam sayembara internasional. Mereka adalah Darren Darmawan, Kayla Nathania Riawan, dan Sanghyang Wenang Mangkualam yang meraih juara ketiga “The 17th Architecture Festival: Blooming Heavens” yang digelar Himpunan Mahasiswa Arsitektur Universitas Kristen Petra.

Tema lomba pada tahun 2024 adalah “Blooming Heavens”. Peserta dituntut membuat desain yang dapat menghidupkan lingkungan pendidikan untuk dapat diimplementasikan bagi masa depan Indonesia.

Danau Sentani dipilih sebagai tapak perancangan dengan mempertimbangkan potensi yang ada. Mereka memiliki ide untuk membuat sesuatu yang menyerupai dinamika aktivitas masyarakat sehingga memungkinkan masyarakat dari seluruh pinggiran Danau Sentani mendapatkan akses yang sama terhadap bangunan yang dirancang. Karena salah satu jalur transportasi umum masyarakat di sana melalui air, dirancanglah bangunan di atas air bernama “The Hidden Orchid”.

“Bentuk bangunannya diadopsi dari bunga anggrek hitam yang merupakan flora khas Papua dengan filosofi bunga yang berkembang. Terdapat tiga buah massa bangunan yang masing-masing merepresentasikan proses perkembangan bunga tersebut. Ada massa bangunan dengan bentuk bunga menguncup, bunga setengah mekar, dan bunga yang mekar sepenuhnya. Ini memberikan suatu pengalaman bagi pengunjung bagaimana ketika mereka pertama kali masuk ke bangunan diibaratkan masyarakat yang belum mendapatkan exposure terhadap ilmu dan teknologi yang lebih maju. Kemudian ketika mereka keluar dari bangunan diibaratkan masyarakat yang sudah kaya akan ilmu, artinya ilmunya telah berkembang,” ujar Sanghyang.

Menyatukan pemahaman dari tiga kepala menjadi tantangan sendiri dalam perancangan. Sanghyang menjelaskan cara mereka mengomunikasikan ide satu sama lain selama proses perancangan, yakni dengan saling terbuka terhadap suatu argumen dan mencoba merasionalisasikannya untuk kepentingan bersama. Tantangan lain yang mereka hadapi adalah hal teknis yang terkadang muncul saat perancangan dan desain yang berkali-kali revisi. Namun, hal itu bukan menjadi kendala besar karena mereka tidak menggunakan metode konvensional untuk rancangan dengan tingkat penyesuaian yang tinggi seperti The Hidden Orchid.

Meskipun awalnya sempat putus asa karena harus memilih antara akademik atau sayembara, mereka berhasil menyelesaikan The Hidden Orchid dengan baik sehingga menjadi prestasi yang membanggakan bagi Darren, Kayla, dan Sanghyang.

Reporter: Asya Aulia Sukma (Arsitektur, 2021)