Ujian Mandiri Ditiadakan Agar Siswa Semangat ke Universitas

Oleh Nofri Andis

Editor Nofri Andis

BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung menghapus jalur seleksi mandiri dari penerimaan mahasiswa program sarjana 2011. Dengan demikian, tahun ini 100% mahasiswa program sarjana disaring melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Hal ini diputuskan agar semua siswa dari semua kalangan mempunyai semangat melanjutkan studi ke universitas, dan juga untuk menghindari kesan bahwa ITB menjual kursi," kata Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, dan Alumni ITB Prof. Hasanuddin Z. Abidin saat jumpa pers di Gedung Rektorat ITB Jln. Tamansari Bandung, Kamis (13/1/11).

Hasanuddin mengatakan, ITB menyadari bahwa sistem yang digunakan selama ini kurang begitu memuaskan. Melalui sistem baru ini, ia berharap bisa menyaring siswa berkualitas dari seluruh penjuru negeri ini.

Penerimaan mahasiswa ITB tahun ini, jelas Hasanuddin, akan dibuat dengan komposisi 60% melalui SNMPTN jalur undangan dan 40% melalui SNMPTN jalur ujian tertulis dan keterampilan.
"Mengacu pada peraturan Kementrian Pendidikan Nasional No. 34/2010, ITB bersama PTN lain melaksanakan seleksi penerimaan mahasiswa serentak secara nasional, yaitu melalui SNMPTN," ujar Hasanuddin.

Kemudian, dari total mahasiswa yang diterima, berdasarkan PP 66/2010, ITB mengalokasikan tempat bagi calon mahasiswa berkewarganegaraan Indonesia, yang memiliki potensi akademik memadai dan kurang mampu secara ekonomi, paling sedikit 20%.

"Masing-masing program studi harus menempatkan minimal 20%, tak terkecuali," jelas Hasanuddin.

ITB tetap akan menyediakan program beasiswa seperti BIUS, Bidik Misi, Beasiswa Biaya Pendidikan, dan lain sebagainya bagi para siswa. Namun pendaftaran dilakukan ke panitia pusat SNMPTN melalui SLTA masing-masing.

Biaya Pendidikan
Dalam konferensi pers tersebut, Hasanuddin menyatakan ITB akan menerapkan prinsip keadilan terkait biaya pendidikan. Besar kecilnya biaya pendidikan yang dibayarkan tergantung kemampuan dari orang tua siswa.

"ITB menerapkan sistem pembayaran yang adil, hal ini sedang digodokkan. Kami berharap formulir pendaftaran diisi jujur sesuai kemampuan," kata dia.

Jika tidak disubsidi, rata-rata ongkos kuliah di ITB permahasiswa tiap tahun adalah sekira Rp 25 juta. Namun, ITB memiliki sumber pendanaan yang kuat sehingga tidak memberatkan mahasiswa soal biaya pendidikan, seperti bantuan Pemerintah Daerah, mitra, Industri, Ikatan Orang Tua, Ikatan Alumni, dan lain sebagainya.

"Demi menunjang pendidikan yang berkualitas, ITB tidak mempersoalkan masalah biaya. Beruntung ITB memiliki banyak kerjasama dan Ikatan Alumni yang kuat," ungkap Hasanuddin.

SNMPTN
Seperti yang disebutkan sebelumnya, SNMPTN tahun ini dilaksanakan melalui dua jalur: jalur undangan berdasarkan penjaringan prestasi akademik, dan jalur ujian tertulis dan/atau keterampilan.

Jalur ujian tertulis dan/atau keterampilan persis seperti pelaksanaan SNMPTN yang sudah-sudah. Sedangkan jalur undangan mengacu pada prestasi akademik siswa selama menempuh pendidikan di SLTA. Pada jalur ini, panitia SNMPTN akan meminta SLTA se Indonesia yang dikategorikan berkualitas baik mendelegasikan siswanya. Pilihan universitas dan jurusan adalah hak siswa tersebut.

"Jadi bukan universitas yang mengundang, tapi panitia SNMPTN berdasar rekomendasi dari sekolah," jelas Hasanuddin.

Megantisipasi terjadinya kecurangan seperti pengkatrolan nilai siswa oleh sekolah terkait, ITB juga akan mempertimbangkan faktor-faktor lain saat menyeleksi, seperti record alumni sekolah terkait yang sedang atau telah menyelesaikan studi di ITB.

"Kami sangat berharap program ini bisa berjalan dengan baik, jalur undangan adalah cara terbaik untuk menunjang pendidikan anak-anak yang berprestasi," himbau Hasanuddin.

Informasi lebih lengkap mengenai SNMPTN, Anda bisa langsung mengunjungi situs resmi snmptn.ac.id