Usulkan Konversi Karbon Dioksida Menjadi Metanol dengan Teknologi Fotokatalitik, Green-M Raih Juara 3 BIGMIND Innovation Awards 2024
Oleh Maharani Rachmawati Purnomo - Mahasiswa Oseanografi, 2020
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Mengusung inovasi konversi karbon dioksida (CO2) menjadi metanol, dosen Teknik Kimia ITB bersama tim berhasil menorehkan prestasi di ajang BIGMIND Innovation Awards 2024, kompetisi yang diinisiasi oleh PT Mineral Industri Indonesia (Persero)/MIND ID sebagai upaya dalam mengembangkan budaya inovasi pada sektor mineral dan batu bara di Indonesia. Wibawa Hendra Saputera (ITB), Ignatius Dozy (PT Freeport Indonesia), Adhi Satriyatama dan Rehan Gunawan (UNSW, Australia), tergabung dalam Tim Green-M. Green-M sendiri merupakan abreviasi dari Green Methanol, sesuai dengan konsep teknologi produksi metanol ramah lingkungan yang diusung, yakni berbasis teknologi fotokatalitik.
”Inovasi yang kami bawakan dilatarbelakangi oleh emisi CO2 yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kami berusaha mengubah CO2 menjadi metanol sebagai salah satu value added chemical. Hal ini selaras dengan target Net Zero Emission di Indonesia pada 2060 atau lebih cepat dan komitmen dunia untuk menjaga kenaikan suhu bumi tidak melebihi 1,5 derajat Celcius. Kami juga melihat potensi konsumsi metanol yang memperlihatkan tren meningkat, mengingat metanol adalah salah satu bahan baku pembuatan biodiesel yang saat ini tengah gencar dikembangkan oleh pemerintah Indonesia,” ujar Ignatius yang juga merupakan alumnus Teknik Kimia ITB angkatan 2018.
Green-M saat memaparkan presetnasi final (Dok. Istimewa).
Umpan CO2 nantinya akan bereaksi dengan air yang telah ditambahkan fotokatalis dan menghasilkan metanol. Ignatius menyatakan bahwa teknologi ini telah diuji coba dalam skala laboratorium dan berpotensi untuk diaplikasikan pada produksi skala besar. Inovasi ini menyasar flue gas dari PLTU sebagai bahan baku utamanya. Di masa depan, teknologi ini bahkan dapat dikembangkan untuk mengutilisasi langsung sinar matahari sebagai driving force reaksi.
”Untuk uji laboratorium, CO2 dialirkan ke dalam reaktor dengan laju alir 100 ml/menit selama 30 menit dan laju produksi metanol yang dihasilkan sebanyak 0,2 mmol/gram (katalis)/jam. Katalis yang kami gunakan adalah tembaga oksida yang dideposisi pada titanium dioksida dan zeolit ZSM-5 (CuO/TiO2/ZSM-5),” jelas Hendra.
Tim Green-M mendapatkan kesempatan mentoring dari petinggi grup MIND ID untuk penajaman ide. Selanjutnya, demo day dan presentasi final diselenggarakan pada 7-8 November 2024 sebagai tahapan final kompetisi ini. Rangkaian penyesuaian konten dikerjakan oleh Tim Green-M dengan melakukan kalkulasi teknis dan ekonomi yang lebih mendetail sehingga lebih sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Pada akhirnya, ide yang mereka tawarkan berhasil menduduki peringkat ke-3 dari 229 karya inovasi yang terdaftar.
Inovasi ini diharapkan mampu memberikan dampak signifikan dalam pengurangan emisi karbon sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi melalui produksi metanol berbasis proses yang berkelanjutan. ”Teknologi ini diharapkan menjadi solusi praktis atas isu limbah gas CO2 dari sektor pembangkit listrik menjadi produk yang bernilai tinggi, mendukung penerapan ekonomi sirkular, serta menegaskan kedudukan Indonesia sebagai salah satu pemimpin dalam pengembangan teknologi hijau,” tutur dosen dari Kelompok Keahlian Energi dan Teknologi Berkelanjutan itu.
Berbicara rencana ke depan, tim ini akan berfokus pada pengembangan dan optimalisasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi fotokatalis, melakukan uji coba dalam skala pilot hingga komersial, dan menjajaki kerja sama dengan pihak industri maupun pemerintah untuk mempercepat adopsi teknologi ini. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan penggerak transformasi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)