Segenap dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa ITB yang saya banggakan,
Telah lebih dari dua bulan kita bersama-sama menjalani berbagai bentuk pembatasan sosial (PSBB), guna sejauh mungkin menekan penyebaran covid-19. Pembatasan sosial yang kita jalani tersebut tentunya menimbulkan kendala-kendala yang tidak mudah untuk kita hadapi. Kendala-kendala serupa juga dihadapi oleh berbagai elemen masyarakat, dan telah menimbulkan dampak sosial-ekonomi yang meluas.
Pemerintah Pusat dan Daerah kini mulai merumuskan langkah-langkah menuju ke kondisi New Normal, dengan harapan bahwa berbagai dampak dari pembatasan sosial dapat diminimalkan. Meski demikian, selama vaksin untuk covid-19 belum ditemukan dan diproduksi secara massal, kita perlu mencegah sejauh mungkin terjadinya kluster penularan covid-19 yang baru. Jika sampai terjadi, kemunculan kluster penularan yang baru akan berimbas pada pembatasan sosial yang semakin berkepanjangan, yang diikuti dengan dampak sosial-ekonomi yang semakin luas.
Sejalan dengan langkah-langkah Pemerintah Pusat dan Daerah tersebut, ITB tengah merumuskan Masa Transisi menuju Budaya Kerja yang baru, yakni Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Kebijakan yang melandasi Masa Transisi tersebut adalah sebagai berikut.
Kita semua menyadari, bahwa berbagai pembatasan (PSBB) yang kita jalani selama ini dapat membawa konsekuensi pada penurunan kinerja akademik, baik di bidang pengajaran, penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. Oleh karena ini, Masa Transisi perlu direncanakan dengan tujuan meminimalkan konsekuensi tersebut.
Masa Transisi perlu dilakukan dengan cara-cara yang sejauh mungkin menghindari kemunculan kluster penularan covid-19 yang baru. Pelonggaran pembatasan sosial dapat dilakukan pada kegiatan-kegiatan di mana peluang munculnya kluster penularan baru diperkirakan sangat kecil.
Kegiatan penelitian/pengabdian masyarakat yang tidak melibatkan interaksi sosial secara intensif, dapat dimulai kembali di kampus. Kriteria serupa juga diberlakukan pada kegiatan penelitian para mahasiswa program doktor dan program magister. Semua kegiatan tersebut di atas perlu tetap dibatasi pada aspek aspek yang esensial.
Kegiatan penelitian/pengabdian masyarakat, penelitian mahasiswa doktor/magister yang diperkirakan berpotensi menimbulkan kemunculan kluster penularan baru, tetap dilakukan secara daring.
Kegiatan pembelajaran untuk mahasiswa masih tetap dilakukan melalui fasilitas pembelajaran daring. ITB akan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang ditujukan pada peningkatan kualitas dari pembelajaran daring tersebut, seperti penyelenggaraan webinar dan tutorial daring.
Pada prinsipnya, dalam memasuki Masa Transisi menuju AKB, kriteria yang perlu kita pegang adalah: sejauh mungkin mencegah kemunculan kluster penularan yang baru. Kriteria ini bisa kita penuhi hanya kalau kita melakukan pertimbangan-pertimbangan secara cermat dan seksama, yang diikuti dengan rasa tanggung jawab, komitmen, serta disiplin yang tinggi dari kita semua.
Kita semua kini sedang berupaya untuk beradaptasi, agar dapat menjalankan sebaik-baiknya peran dan fungsi masing-masing apakah sebagai dosen, sebagai tendik, sebagai mahasiswa, ataupun sebagai pengelola institusi. Sebagian dari kita mengalami kesulitan yang lebih tinggi dari sebagian yang lain. Yang saya alami, seperti juga yang para kolega alami, adalah timbulnya rasa jenuh dan kehabisan energi dalam menjalankan tugas-tugas, yang dalam kondisi normal terasa jauh lebih ringan. Saya percaya kita harus bisa untuk lebih berempati baik kepada lingkungan di sekitar kita, maupun kepada diri kita sendiri.
Dengan menjalani proses adaptasi ini, kita akan semakin menyadari bahwa kita tidak sendiri. Saya percaya kita akan belajar untuk semakin mengenali diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Saya meyakini bahwa kita semua akan mampu beradaptasi dengan baik serta mencapai kedamaian diri, sehingga dapat melanjutkan kontribusi ITB bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Semoga Allah SWT meridhoi segenap upaya kita bersama menuju kondisi New Normal, dan atas Izin dan Karunia-Nya, kita dapat meningkatkan kembali produktivitas kita dan meminimalkan dampak dari wabah covid-19. Aamiin.
Bandung, 29 Mei 2020
Prof. Reini Wirahadikusumah