Etika Sosial di era Artificial Intelligence

Yang saya hormati,
Pimpinan dan Anggota Majelis Wali Amanat,
Pimpinan dan Anggota Senat Akademik,
Para Guru Besar,
Segenap Dosen dan Tenaga Kependidikan,
Para Wisudawan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua.

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT dan disertai rasa bangga, saya sampaikan selamat kepada seluruh wisudawan Program Doktor, Program Magister, serta Program Sarjana dalam prosesi Wisuda Pertama Institut Teknologi Bandung Tahun Akademik 2024/2025. Pada hari ini, Saudara mendapatkan sebuah gelar kesarjanaan yang baru dari ITB, sebagai bentuk pengakuan terhadap kompetensi yang telah berhasil Saudara raih. Dengan menyandang gelar kesarjanaan yang baru tersebut, Saudara kini mengemban tanggung jawab baru yang lebih tinggi, untuk bisa berkiprah dan memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan bangsa Indonesia. Dengan gelar yang baru itu juga, diharapkan Saudara memiliki perilaku yang baru, yang semakin dipandu dan dibentuk oleh pengetahuan, yaitu ‘perilaku kesarjanaan.’ Ketika gelar kesarjanaan secara konsisten diikuti dengan perilaku kesarjanaan, maka pada saat itu kita mewujudkan ‘integritas kesarjanaan.’

Para wisudawan yang saya banggakan,
Bapak/Ibu hadirin yang saya hormati,

Pada kesempatan yang dipenuhi dengan rasa bangga dan bahagia ini, perkenankan saya untuk berbagi informasi, secara ringkas, tentang langkah transformasi yang telah ditempuh ITB selama kurang-lebih 13 lima tahun kepemimpinan saya sebagai Rektor ITB. Di awal tahun 2020, kami memulai dengan menyusun sejumlah program transformasi, dengan mengacu pada Rencana Induk Pengembangan ITB 2020-2025. Dalam rencana induk tersebut dinyatakan bahwa arah pengembangan ITB adalah menuju “Globally Respected and Locally Relevant University.” Program-program transformasi tersebut adalah, antara lain: i) penataan struktur organisasi ITB agar mampu bergerak dengan lebih gesit, adaptif, dan efisien; ii) upaya peningkatan nilai-tambah pelayanan, melalui cara-cara yang kreatif dan inovatif; iii) adopsi paradigma Pendidikan 4.0 dan digitalisasi sistem pelayanan; iv) penguatan ekosistem inovasi ITB dengan fondasi budaya ilmiah yang unggul, termasuk pengembangan program penelitian/pendidikan lintas-disiplin; dan v) manajemen perubahan.

"Dengan menyandang gelar baru diharapkan Saudara memiliki perilaku yang baru, yang semakin dipandu dan dibentuk oleh pengetahuan, yaitu ‘perilaku kesarjanaan.’

Belum lama kami mulai bekerja, di awal tahun 2020 kita semua dikejutkan oleh pandemi Covid-19. Pada kurun waktu tahun 2020 hingga tahun 2022, kita semua harus berjuang melakukan berbagai langkah adaptasi, baik untuk pencegahan maupun penanganan Covid-19. Tetapi ini semua tidak mengganggu secara signifikan, pelaksanaan langkah-langkah transformasi ITB. Bahkan, pandemi Covid-19 telah memicu dan mendorong percepatan pelaksanaan paradigma Pendidikan 4.0 dan digitalisasi sistem pelayanan. Di masa pandemi itu, kami ‘memanfaatkan’ situasi untuk menyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatan webinar, dengan melibatkan mitra-mitra dari berbagai perguruan tinggi terkemuka dunia. Kegiatan ini berujung pada perumusan naskah akademik tentang Budaya Ilmiah Unggul (BIU) ITB, serta sejumlah dokumen kerja sama lainnya.

Masih di masa pandemi, ITB meresmikan PT Katalis Merah Putih, dan mendorong beroperasinya perusahaan berbasis inovasi tersebut, untuk mendukung program pemerintah di bidang green energy. ITB juga mendorong pengembangan Pusat Sains, Teknologi, dan Inovasi Keantariksaan (PSTIK), dengan memanfaatkan momentum 100 tahun berdirinya Observatorium Bosscha. Pusat studi tersebut tidak hanya digawangi oleh para ahli astronomi, tetapi juga melibatkan banyak keahlian lainnya, sehingga membentuk lingkungan studi lintas-disiplin yang mencakup cuaca antariksa, fisika astro-partikel, astro-kimia, astrobiologi, dan etno-astronomi. Dan melalui program pengabdian masyarakat, ITB berupaya untuk mengajarkan astronomi ke tingkat pendidikan dasar dan menengah.

Untuk meningkatkan local relevance, ITB mengembangkan dan mendorong rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat dan inovasi ke berbagai wilayah di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), dengan agenda yang terukur dan berkesinambungan. Program-program pemulihan sosial/ekonomi di masa pasca-pandemi Covid-19 menjadi salah satu tema prioritas dalam agenda tersebut. Untuk memperluas local relevance di Dengan menyandang gelar baru diharapkan Saudara memiliki perilaku yang baru, yang semakin dipandu dan dibentuk oleh pengetahuan, yaitu ‘perilaku kesarjanaan.’ ? 14 bidang pendidikan, program multikampus kami lanjutkan dengan melengkapi kebutuhan sarana/prasarana, serta penataan kelembagaan di ITB Kampus Jatinangor dan ITB Kampus Cirebon. Berkaitan dengan ini, ITB telah menjalin kerja sama dengan sebuah perusahaan internasional, untuk mendirikan laboratorium penelitian circular economy di Kampus Jatinangor. ITB juga mengembangkan Kampus Jakarta untuk penyelenggaraan program-program studi yang bersifat multidisiplin, dan mendorong engagement dengan para pemangku kepentingan. Kami juga mendorong penyelesaian ITB science/techno park, untuk melengkapi dan memperkuat ekosistem inovasi ITB. Selain ini semua, kami juga terus mendorong pencapaian maksimal Indeks Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi Negeri. Kami percaya bahwa ada tiga hal yang perlu terusmenerus dijaga oleh ITB, dalam penyediaan layanan Tridarma: kualitas layanan; keterjangkauan layanan bagi masyarakat luas; dan akuntabilitas publik


"Kami percaya bahwa ada tiga hal yang perlu terus-menerus dijaga oleh ITB, dalam penyediaan layanan Tridarma: kualitas layanan; keterjangkauan layanan bagi masyarakat luas; dan akuntabilitas publik.

Para wisudawan yang saya banggakan,
Bapak/Ibu hadirin yang saya hormati,

Pada kesempatan ini, izinkan saya untuk menyampaikan sebuah isu, yang semakin mendapatkan perhatian di kancah internasional, yakni perkembangan Artificial Intelligence/Machine Learning (AI/ML) beserta dampak sosialnya. Isu tersebut belakangan ini didiskusikan di berbagai forum internasional, seperti dalam pertemuan tahunan forum Science and Technology in Society (STS). Saat ini, upaya-upaya untuk pemanfaatan AI/ML tengah berlangsung sangat pesat dan meluas, menjangkau seluruh kehidupan sosial. Di antara pemanfaatan tersebut adalah untuk: identifikasi perilaku abusive di platform digital; pemantauan penyebaran penyakit menular; pengembangan marketplace bagi produk pertanian/perdesaan; identifikasi kondisi infrastruktur/permukiman yang rusak karena bencana; dan berbagi informasi tentang climate change. Jadi, pemanfaatan AI/ML tidak lagi sebatas untuk pertukaran informasi, tetapi sudah sampai ke tingkat aksi kolektif, untuk mencapai berbagai tujuan sosial. Pemanfaatan AI/ML juga dipandang semakin penting untuk pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).

Meskipun begitu, disadari pula adanya sejumlah tantangan untuk bisa menggali potensi AI/ML untuk mencapai tujuan-tujuan sosial. AI/ML bukanlah solusi yang berdiri sendiri—technology is not the solution by itself. Pengembangan pemanfaatan AI/ML perlu dilakukan secara serentak dengan pengembangan kelembagaan sosial dan kepranataan etika. Artinya, pengembangan pemanfaatan AI/ML memerlukan langkah-langkah lintas-disiplin, yang melibatkan akademisi dan praktisi. Berkaitan dengan ini, di tahun 2019 Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) telah merumuskan apa yang dikenal Kami percaya bahwa ada tiga hal yang perlu terus-menerus dijaga oleh ITB, dalam penyediaan layanan Tridarma: kualitas layanan; keterjangkauan layanan bagi masyarakat luas; dan akuntabilitas publik. ? 15 dengan AI Principles, sebagai sebuah intergovernmental standard on AI. AI Principles tersebut diperkenalkan sebagai panduan bagi berbagai pelaku AI/ML. Pada intinya, prinsip ini menyatakan bahwa pengembangan pemanfaatan AI/ML perlu bersifat inklusif dan sustainable, menjunjung kaidah the rule of law, menghormati hak asasi manusia dan nilai-nilai demokrasi, serta bersifat transparan dan akuntabel. Berbagai pihak yang terlibat dalam pengembangan pemanfaatan AI/ML perlu memegang tanggung jawab sosial dan etika. Pemanfaatan AI/ML perlu diikuti dengan pengukuran dampak-dampak sosial, apakah dampak positif atau dampak negatif. Langkah-langkah seperti ini memungkinkan kita mengarahkan pengembangan AL/ML untuk mewujudkan prinsip kesetaraan dan inklusivitas, mencakup 5P: people, planet, prosperity, peace, and partnerships.

Jadi, ke depan bukanlah sebatas Era Digital, melainkan juga era Intelligence: human intelligence, artificial/ machine intelligence, dan network intelligence. Ini akan menjadi karakteristik masyarakat teknologi (technological society) di masa depan. Berkaitan dengan ini, ITB adalah perguruan tinggi yang terdepan di Tanah Air di bidang pengembangan dan pemanfaatan AI/ML, dan di berbagai iptek yang terkait dengannya. ITB juga memiliki reputasi internasional di bidang ini, walaupun kita masih tertinggal. Ke depan, ITB, beserta segenap alumni ITB dan mitra dan jaringannya, harus senantiasa berupaya keras mengejar ketertinggalan, berpandangan terbuka terhadap segala perubahan yang sangat cepat dan eksponensial, serta berani mengambil keputusan-keputusan sulit; karena kita sangat diharapkan untuk memainkan peranan yang kunci dalam pengembangan dan pemanfaatan AI/ML untuk mewujudkan kemajuan bangsa, dan mencapai tujuan-tujuan sosial/kemanusiaan.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap seluruh sivitas akademika ITB dan segenap tenaga kependidikan ITB, yang telah menjadi bagian dari langkah-langkah transformasi ITB. Berbagai hal yang telah berhasil kita capai, itu adalah keberhasilan kita bersama. Sedangkan hal-hal yang belum berhasil dicapai, atau belum sesuai dengan harapan, itu merupakan tanggung jawab saya sebagai pimpinan ITB.

Kepada seluruh wisudawan, sekali lagi saya ucapkan selamat atas keberhasilan Saudara. Saya sampaikan rasa terima kasih kepada para orang tua Saudara yang telah memercayakan putra-putrinya kepada kami guna menempuh pendidikan di ITB.


“The most important human endeavour
the striving for morality in our actions.”

(Albert Einstein, penerima Nobel bidang fisika)


Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih senantiasa melimpahkan Rahmat dan Karunia kepada kita dan seluruh bangsa Indonesia, sehingga kita dapat secara bersama-sama meraih kehidupan bersama yang lebih baik, kemajuan di berbagai bidang, serta martabat yang terpandang di masyarakat dunia. Aamiin.


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Bandung, 26 Oktober 2024


Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D.
Rektor Institut Teknologi Bandung