Arak-arakan Wisuda Oktober 2010 ITB : Budaya Pelepasan Wisudawan
Oleh Vernida Mufidah
Editor Vernida Mufidah
Pada wisuda Oktober 2010, dua puluh delapan himpunan di ITB mengarak wisudawan keliling kampus dan memberikan penghormatan terakhirnya. Kreatifitas mahasiswa ITB ditunjukkan oleh arak-arakan yang dilakukan setiap himpunan. Selepas prosesi di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), wisudawan diarak dari mulai Sabuga hingga ke himpunan masing-masing. Sebelumnya di tengah-tengah suasana arak-arakan setiap himpunan menunjukkan performa mereka di Boulevard.
Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) mengangkat tema "Humanoid" sebagai tema arak-arakan pada wisuda Oktober tahun ini. Dengan pakaian yang bernuansa robot dan berwarna perak, para mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) FSRD 2010 memainkan perannya dalam arak-arakan. Alunan musik yang dimainkan dari berbagai alat musik yang terbuat dari barang bekas seperti botol dan kaleng bekas. Mereka meneriakkan "Seni rupa, humanoid!" sambil menari dan bermain musik.
Lain lagi dengan Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik ITB (HMFT) yang mengangkat tema "Marine vs Pirates". Dengan bergaya seperti marinir dan bajak laut, mereka mengarak wisudawan sambil bernyanyi lagu Benteng Bangsa. Di Jam Gadang HMFT 2009 memberikan performa dengan alunan lagu Pirates of Carribean yang dimainkan oleh berbagai macam alat musik. Gerakan marine dan pirates pun semakin seru sesuai dengan ritme lagu. Ditambah dengan adanya kata-kata mutiara dari Kahim HMFT Rahman Agil untuk para wisudawan.
Penghargaan Masa Kampus
"Arak-arakan itu salah satu budaya kampus ITB yang tidak dimiliki oleh kampus lain, nah selain menjadi budaya arak-arakan merupakan penghargaan masa kampus terhadap wisudawan yang telah lulus, karena lulus di ITB itu tidaklah mudah." ujar Rere salah satu mahasiswa ITB 2009.
Menurut survey Kabinet Keluarga Mahasiswa (KM) ITB, himpunan dengan performa terbaik di arak-arakan wisuda Oktober 2010 adalah Keluarga Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (KMSBM) di posisi pertama, HMFT di posisi kedua, dan Himpunan Mahasiswa Planologi (HMP) di posisi ketiga. Hal in diharapkan dapat membuat arak-arakan sebagai budaya yang tidak dapat dilupakan.