Menikmati Pemandangan Gugus Bintang di Seri Pengamatan Virtual Langit Malam Episode 4

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Nebula Trifid di rasi bintang Sagitarius, berjarak 5200 tahun cahaya. (Sumber: Observatorium Bosscha)

BANDUNG, itb.ac.id—Bintang-bintang yang bertaburan di langit malam ada yang berkumpul membentuk gugus bintang atau rasi bintang. Namun, apakah gugus bintang dan rasi bintang adalah hal yang sama? Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), melalui seri Pengamatan Virtual Langit Malam (PVLM) Episode 4, menjawab pertanyaan tersebut. Mereka mengundang Dr. Chatief Kunjaya, M.Sc., dosen Program Studi Astronomi ITB, berserta dua astronom lainnya: Agus Triono P.J. dan Zulkarnain.

Pada sesi pertama, Dr. Kunjaya secara gamblang menyatakan gugus bintang dan rasi bintang adalah dua hal berbeda. Sekumpulan bintang pada gugus bintang (cluster) terikat oleh gaya gravitasi dari anggota bintangnya dan mengelompok pada daerah langit yang sempit. Berbeda halnya dengan rasi bintang yang yang menempati daerah langit yang relatif lebih luas.


Dosen Prodi Astronomi ITB ini juga menyebutkan salah satu gugus bintang yang telah lama dikenal, yaitu Pleiades. Ada banyak sebutan untuk gugus bintang ini, seperti orang Jawa Kuno yang menyebutnya “Lintang Kartika” atau “Bintang Tujuh” karena gugus bintang ini terdiri dari 6—7 bintang. Selain itu, dikenal pula gugus bintang M22 yang dapat dikenali dengan mata telanjang seperti kapas yang samar.

Pembahasan terkait bintang ini dilanjutkan dengan pengamatan langit dengan menggunakan teropong. Pada kali pertama, teropong diarahkan kepada cluster Omega Centaury. Zulkarnain menyatakan gugus bintang ini sedikit diragukan karakteristiknya sebagai gugus bintang karena terdapat multigenerasi bintang pada gugus ini.

Selanjutnya, audiens diajak melihat keindahan gugus M11 yang terletak di bidang Galaksi Bimasakti. Sinarnya yang terang membuatnya dapat diamati tanpa bantuan alat apa pun. PVLM Episode 4 ini juga mengamati NGC 6530 yang terletak di dalam nebula dan M22 yang letaknya jauh dari bidang galaksi.

Bagaimana evolusi bintang-bintang di dalam gugus bintang?

Sesi kedua dimulai dengan pemaparan terkait kehidupan bintang. Bintang lahir dari nebula hingga nantinya tua dan mati. Wujudnya bisa berubah menjadi blackhole atau hal lainnya. Dr. Kunjaya mengatakan, bintang-bintang bermassa besar usianya relatif lebih singkat daripada bintang yang massanya lebih kecil. Matahari, misalnya, tergolong bintang kecil. Usianya diperkirakan 10 miliar tahun hingga nantinya permukaan matahari mencapai permukaan bumi.

Sama halnya dengan sesi pertama, peserta webinar dapat menyaksikan pemandangan indah langit malam kala itu. Ada empat objek yang diamati, yaitu Albireo, Dabih, M16, dan M5. Agus, narasumber lainnya, menjelaskan Albireo sebagai bintang ganda. Dia masih meragukan karakteristik interaksi antarbintang ini. Sementara Dabih merupakan rasi bintang yang tampaknya terdiri atas dua bintang, tetapi sebenarnya ada lima bintang yang saling berinteraksi.

Selanjutnya dengan arahan dari Agus dan Zulkarnain, peserta diajak melihat gugus M16 yang disebut sebagai “pillar of creation” atau tempat lahirnya para bintang. Objek terakhir yang diamati pada malam itu adalah gugus M5 yang terdapat bintang variabel di dalamnya.

Pemandangan indah bintang-bintang malam mungkin sudah tidak bisa disaksikan di perkotaan akibat polusi cahaya. Namun demikian, sepatutnya manusia tetap memaknai keindahan ini sebagai anugerah yang wajib kita syukuri.

Reporter: Hanan Fadhilah Ramadhani (Teknik Sipil Angkatan 2019)


scan for download