Sekolah Farmasi ITB Lantik 101 Apoteker Baru

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id - Pada tanggal 19 September 2024 bertempat di Aula Timur ITB telah dilakukan pengambilan sumpah apoteker bagi 101 orang lulusan program studi profesi apoteker Sekolah Farmasi ITB. Sejumlah 101 mahasiswa ini dilantik setelah dinyatakan lulus pada Ujian Apoteker tingkat institusi yang berlangsung dari 28 Mei hingga 20 Juni 2024 serta Exit Exam Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Apoteker Indonesia (UKMPPAI) CBT dan formatif OSCE.

Panitia ujian apoteker tingkat institusi yang disusun berdasarkan Surat Keputusan Dekan Sekolah Farmasi ITB No. 40A/IT1.C10/SK-DA/2024 tanggal 4 April 2024 dipimpin oleh Dekan Sekolah Farmasi ITB, dibantu Wakil Dekan Bidang Akademik dan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya sebagai Wakil Ketua, serta Ketua Program Studi Profesi Apoteker sebagai Sekretaris. Penguji terdiri dari staf pengajar internal dan profesional dari berbagai bidang kefarmasian seperti farmasi industri, rumah sakit, komunitas, hingga regulasi.

Adapun ujian tersebut dibagi menjadi tiga tahap, antara lain:
1. Comprehensive Computer-based Examination (CCE): Ujian berbasis komputer dengan 200 soal yang diselesaikan dalam 200 menit.
2. Comprehensive Pharmacists Competences Examination (CPCE): Ujian keterampilan praktis selama 65 menit, menguji kemampuan dalam enam aspek utama praktik kefarmasian.
3. Ujian Lisan Wawasan Profesi: Berlangsung selama 45 menit, menilai peserta pada lima kelompok materi, termasuk regulasi obat, inovasi, dan farmasi digital.

Sebanyak 101 peserta mengikuti ujian apoteker tingkat institusi ini, dan seluruh peserta dinyatakan lulus, dengan tingkat kelulusan UKMPPAI CBT mencapai 100%. Para peserta yang lulus ini telah diambil sumpahnya sebagai apoteker lulusan Semester II 2023/2024 pada Kamis (12/9/2024) berdasarkan SK Rektor No. 277/IT1.A/SK-DA/2024.

Penghargaan khusus diberikan kepada beberapa lulusan berprestasi. Adeline Handiwidjaja dari peminatan Produksi dan Pengawasan Mutu meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi dengan nilai 4,00, sementara Yumnia Rachmawati dari Peminatan Pelayanan Farmasi meraih IPK 3,97. Agnes Giovanni Marsius memperoleh nilai tertinggi dalam Ujian Apoteker tingkat institusi, sedangkan Keisha Anandita Shandyakiran mendapat nilai tertinggi pada UKMPPAI dengan skor 92,00.

Ujian ini menandai keberhasilan pendidikan farmasi di ITB dalam mencetak apoteker-apoteker berkualitas yang siap menghadapi tantangan di dunia kerja.