SRE ITB dan BUMN Bersinergi Percepat Transisi Energi Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh Nur Asyiah - Mahasiswa Rekayasa Pertanian, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG.itb.ac.id – Isu transisi energi terbarukan semakin marak diperbincangkan. Kegelisahan terkait perubahan iklim dan ketergantungan pada energi fosil yang tidak ramah lingkungan menjadi faktor utama yang mendorong tren ini. Dalam upaya mempercepat peralihan menuju energi bersih, kolaborasi berbagai pihak sangat diperlukan.

Pada Kamis (12/9/2024), Society of Renewable Energy Institut Teknologi Bandung (SRE ITB) mengadakan diskusi yang melibatkan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Diskusi yang bertujuan mempercepat transisi energi terbarukan ini menghadirkan berbagai pakar, seperti Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurprasetio, M.SME.; Ir. Dzikri Firmansyah Hakam, S.T., Pg.Dip., M.Sc., Ph.D.; Fahmi Hamim Dereinda (Penanggung Jawab Sementara Vice President Sustainability Strategy Pertamina), Ricky Andrian (Vice President Business Development PLN), dan Dr.Eng. Pandji Prawisudha, S.T., M.T. (Kaprodi Teknik Mesin ITB).

Diskusi berbentuk Forum Group Discussion (FGD) ini dihadiri 70 peserta dari kalangan akademisi, organisasi non-pemerintah, serta perwakilan BUMN. Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama membahas peran Pertamina dalam memimpin transisi energi menuju Indonesia Emas 2045, yang disampaikan Fahmi Hamim Dereinda. Sesi kedua fokus pada pengembangan bisnis Green Hydrogen di PLN, dipresentasikan oleh Ricky Andrian.

Dalam pemaparannya, Fahmi Hamim menekankan bahwa Pertamina memiliki kemampuan mengalihkan fokus bisnis dari energi konvensional menuju energi terbarukan. “Pertamina telah merancang 10 fokus keberlanjutan dalam mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060. Upaya ini menitikberatkan pada dekarbonisasi serta bisnis rendah karbon dan pengimbangan karbon, dengan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCS/CCUS) sebagai pilar utama,” ujarnya.

   

Ricky Andrian dari PLN menjelaskan kontribusi PLN dalam mendorong transisi energi dengan mengembangkan proyek Green Hydrogen, yang diharapkan mampu memimpin revolusi energi di Indonesia. Selama diskusi, peserta diajak berperan aktif dengan menyampaikan gagasan-gagasan inovatif yang dapat mempercepat proses transisi ini.

Salah seorang peserta FGD mengungkapkan kesannya terhadap acara tersebut, menyebutnya sebagai forum yang sangat menarik dan penuh wawasan. “Diskusi ini memberikan gambaran penting tentang peran Pertamina dan PLN dalam transisi energi. Selain itu, pemaparannya juga mampu memotivasi generasi muda untuk terlibat lebih jauh dalam upaya mencapai masa depan energi yang lebih hijau,” tuturnya.

Secara keseluruhan, diskusi yang digelar oleh SRE ITB bersama BUMN ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang peran vital Pertamina dan PLN dalam proses transisi energi, tetapi juga mengajak peserta aktif berkontribusi. Harapannya, forum ini mampu menginspirasi generasi muda untuk terus mendukung upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Reporter: Nur Asyiah (Rekayasa Pertanian, 2021)