SIC ITB, Kolaborasi Strategis untuk Inovasi Bio Imaging yang Unggul
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Direktorat Penerapan Ilmu dan Teknologi Multidisiplin (DPITM) Institut Teknologi Bandung bekerja sama dengan Evident-Olympus dan PT Wadya Prima Mulia, meresmikan Scientific Imaging Centre (SIC) pada Kamis (19/12/2024) di Auditorium Lantai 8, Gedung CRiMSE, ITB Kampus Ganesha.
SIC merupakan laboratorium bersama (joint laboratory) dari ketiga institusi tersebut, sebagai langkah strategis untuk mendukung perkembangan teknologi bio imaging dan penelitian ilmiah di Indonesia.
Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB, Prof. Ir. Muhamad Abduh, M.T., Ph.D., mengatakan bahwa kehadiran SIC merupakan sebuah inovasi penting yang dapat berkontribusi dalam kebutuhan bangsa akan kemajuan teknologi.
"Negara kita membutuhkan banyak hal mendasar. ITB tentu memiliki resources dan teknologinya. Kita juga memiliki ide untuk keberlanjutan masa depan bangsa," ungkapnya.
Beliau pun berharap SIC dapat menjadi ruang kolaborasi yang mendukung simbiosis mutualisme antara akademisi dan industri. "Dengan cara ini, kapasitas ITB dan kontribusinya pun akan semakin meningkat," tuturnya.
Sementara itu, perwakilan dari Evident Scientific Singapura, Jasmine Lim, menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif ini. Kehadiran SIC, menurutnya, merupakan langkah strategis untuk memperkuat infrastruktur riset di Indonesia.
Di sisi lain, Direktur PT Wadya Prima Mulia, Yawarsa Halim, menyoroti peran penting SIC dalam menghadirkan teknologi canggih bio imaging yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di masa depan.
"SIC hadir untuk menjawab kebutuhan teknologi dan bio imaging di Indonesia. Semoga kehadiran SIC ini menjadi momen penting bagi perkembangan teknologi bio imaging di tanah air," jelasnya.
Agenda ini dihadiri pula oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D.; Direktur Penerapan Ilmu dan Teknologi Multidisiplin ITB, Prof. Ir. Taufan Marhaendrajana, M.Sc., Ph.D.; Direktur Kawasan Sains dan Teknologi ITB, Ir. R. Sugeng Joko Sarwono, M.T., Ph.D.; Kepala Pusat Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi, Prof. Dr. Veinardi Suendo, S.Si., M.Eng.; serta jajaran pimpinan ITB lainnya.
Sejarah dan Transformasi SIC
Direktur SIC ITB, Prof. Dr. Anggraini Barlian, M.Sc., menjelaskan sejarah terbentuknya SIC ini. Awalnya SIC merupakan ITB Olympus Bioimaging Center (IOBC) yang telah didirikan sejak tahun 2018.
Kemudian IOBC mengalami rebranding menjadi SIC, guna memperkuat misinya mendukung pengembangan riset dan pendidikan di Indonesia. Dengan sejarah panjang dalam mendukung penelitian ilmiah, transformasi ini diharapkan dapat memberikan dampak lebih besar dalam lanskap penelitian nasional.
"SIC menjadi pusat bio imaging di Indonesia yang menyediakan fasilitas mikroskopi multi-pengguna dengan instrumen imaging mutakhir," kata Prof. Anggrain
Tujuan didirikannya SIC sendiri selain memperkenalkan teknologi dan instrumen imaging terkini ke dalam dunia riset Indonesia, juga mendukung pengembangan riset berkelanjutan terkait imaging ilmiah.
Hadirnya SIC juga dapat berkontribusi dalam pendidikan untuk mencetak sumber daya manusia berkualitas tinggi yang siap bersaing secara global.
SIC sendiri dilengkapi dengan berbagai ruangan dan fasilitas canggih, seperti:
1. Ruangan Mikroskop Cahaya: Olympus Confocal Laser Scanning Microscope FV3000, Inverted Fluorescence Microscope IX7
2. Ruangan Mikroskop Elektron: Desktop Scanning Electron Microscope Phenom XLG2, Offline Workstation
3. Ruang Persiapan (Non-Steril dan Steril): Olympus inverted brightfield microscope CKX53, centrifuge, dan inkubator CO
Dalam waktu dekat, SIC berencana meluncurkan serangkaian program untuk mendukung penelitian dan pendidikan, dengan fokus pada pengenalan teknologi imaging baru dan pelatihan sumber daya manusia
Peresmian SIC ITB menjadi tonggak penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, menawarkan akses ke alat dan teknologi imaging canggih untuk mendukung inovasi di berbagai bidang penelitian.