Pusat Perubahan Iklim ITB Bahas Kolaborasi Lintas Sektor Hadapi Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan

Oleh Rayhan Adri Fulvian - Mahasiswa Teknik Geofisika, 2021

Editor M. Naufal Hafizh


Pusat Perubahan Iklim ITB menggelar Webinar Berseri “Seri 1: Isu Global, Nasional, dan Lokal terkait Perubahan Iklim dan Dampaknya" pada Rabu (7/8/2024). (Dok. Pusat Perubahan Iklim ITB)

BANDUNG, itb.ac.id - Webinar Berseri “Seri 1: Isu Global, Nasional, dan Lokal terkait Perubahan Iklim dan Dampaknya" yang diadakan secara daring pada Rabu (7/8/2024) menjadi ajang diskusi penting mengenai tantangan perubahan iklim dan dampaknya pada kesehatan.

Webinar ini merupakan bagian dari Inisiasi Pembentukan Pusat Unggulan Perubahan Iklim Indonesia Bidang Kesehatan melalui kolaborasi jejaring perguruan tinggi, didukung oleh United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) dan Kementerian Kesehatan, serta diselenggarakan oleh Pusat Perubahan Iklim, Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ketua Tim Kerja Adaptasi Perubahan Iklim dan Kebencanaan Lingkungan, Donal Simanjuntak, SKM, M.K.M., menjelaskan bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan risiko kesehatan, seperti suhu ekstrem, banjir, dan kekeringan. Hal ini juga mengancam ketersediaan pangan dan kualitas air yang sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, peran perguruan tinggi sangat penting untuk memperkuat kapasitas riset dan pendidikan terkait perubahan iklim dan kesehatan.


Pemaparan oleh pihak Kemenkes mengenai perubahan iklim dan kesehatan. (Dok. Kemenkes)

Narasumber dari UNICEF, Abheet Solomon, juga menyoroti kerentanan anak-anak terhadap dampak perubahan iklim. Dilanjutkan dengan narasumber dari World Health Organization (WHO) yang menambahkan bahwa penyakit seperti demam berdarah dengue dan malaria semakin meningkat seiring dengan perubahan iklim. Ini menunjukkan bahwa ketahanan sistem kesehatan kita perlu ditingkatkan untuk menghadapi tantangan yang ada.

Webinar ini juga menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor. Prof. Ir. Djoko Santoso Abi Suroso, Ph.D., dari Pusat Perubahan Iklim ITB mengungkapkan bahwa perguruan tinggi memiliki peran yang sangat strategis dalam menghadapi perubahan iklim, terutama melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Beliau menekankan pentingnya perguruan tinggi untuk menjadi pusat unggulan dalam adaptasi perubahan iklim, yang dapat menghasilkan riset dan solusi yang tepat guna dalam mengurangi dampak negatif perubahan iklim di sektor kesehatan.

Selain itu, Irawan Asaad, S.T., M.Sc., Ph.D., dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjelaskan mengenai program Kampung Iklim yang bertujuan meningkatkan ketahanan iklim di tingkat lokal dengan melibatkan berbagai sektor dan masyarakat.

Webinar ini menegaskan bahwa untuk menghadapi isu perubahan iklim dan dampaknya pada kesehatan, baik di tingkat global, nasional, maupun lokal, kita semua perlu bekerja sama dan berinovasi, baik melalui riset, kebijakan, maupun program-program yang melibatkan berbagai pihak.

Reporter: Rayhan Adri Fulvian (Teknik Geofisika, 2021)

#pusat perubahan iklim itb #kolaborasi #perubahan iklim #kesehatan