Seminar Psikoseksual bagi Mahasiswa ITB

Oleh kikywikantari

Editor kikywikantari

Seminar PsikoseksualBANDUNG, itb.ac.id- "For every woman whose tired of weakness, there is a man act for faking strength. For every woman that steps toward her freedom, there is a man who rediscovers the road to liberty", itulah beberapa kalimat yang mencontohkan perbedan antara laki-laki dan perempuan.  Dalam seminar psikoseksual bagi mahasiswa ITB, yang diadakan oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni pada hari Sabtu (29/11) di Galeri I Campus Center Timur, peserta diberi tambahan pengetahuan mengenai psikoseksual dan fisiologi. Seminar tersebut diadakan dalam dua sesi, dengan sesi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Sawitri Supardi, Psi. (Pakar Psikoseksual Fak. Psikologi UNPAD) dan sesi kedua disampaikan oleh Dr. dr. Retty Ratnawati, M.Sc. (Pakar Fisiologi Fak. Kedokteran UNIBRAW).

Dalam seminar sesi pertama diterangkan bahwa psikoseksual adalah tingkah laku yang dipengaruhi oleh jenis kelamin seseorang. Kemudian dijelaskan bahwa perkembangan psikoseksual terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

   1. Masa kanak-kanak (0-18 bulan)
   2. Masa kanak-kanak awal (18 bulan-5 tahun)
   3. Masa kanak-kanak akhir (5-11 tahun)
   4. Masa remaja awal (12-15 tahun)
   5. Masa remaja akhir (16-18 tahun)
   6. Masa muda (18-23 tahun)
   7. Masa dewasa muda (23-30 tahun)
   8. Masa dewasa tengah (31-36 tahun)
   9. Masa dewasa akhir (46-60 tahun)
  10. Masa tua (>60 tahun)

Pada tahap-tahap tersebut manusia mengalami proses-proses perkembangan karakter psikologis dan seksual yang membedakan antara pria dan wanita.

Sementara itu, pada seminar sesi kedua, Retty menerangkan bahwa stereotipe gender seseorang dipengaruhi oleh masyarakat sekitarnya. Wanita dinilai lebih baik berada di rumah, mempunyai anak, mengurus anak dan mempercantik diri, namun pada beberapa kondisi ada yang mengharuskan wanita untuk berperan sebagai pencari nafkah yang terkadang mengubah keadaan fisik dan biologisnya. Contohnya, pada wanita Ama di Jepang. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah mencari kerang di laut yang dalam tanpa menggunakan alat bantu pernapasan. Hal tersebut membuat kondisi biologis dalam paru-parunya berubah sehingga mereka dapat menyimpan udara lebih banyak di paru-paru dan tahan terhadap tekanan air di laut dalam. Kondisi ini mencontohkan wanita yang menjadi lebih kuat daripada pria untuk memenuhi kewajibannya mencari nafkah.

Diperlihatkan juga contoh gambar kelainan-kelainan genetis yang disebabkan diferensiasi kromosom yang tidak sempurna. Male pseudohermaphrodite dan Female pseudohermaphrodite adalah kelainan yang menyebabkan seseorang memiliki dua jenis kelamin. Retty mengaku bahwa penyebab diferensiasi kromosom yang tidak sempurna ini belum diketahui 100% oleh dunia kedokteran.

Secara bergantian melalui slide-slide yang ditampilkan, mahasiswa diberi pengetahuan mengenai organ reproduksinya masing-masing. Untuk memperingatkan mahasiswa, Retty juga menjelaskan mengenai bahaya bagi perokok aktif yang dapat merusak organ reproduksi.

Sebelum seminar berakhir, diadakan sesi tanya jawab selama 20 menit. Seminar yang diikuti dengan antusiasme tinggi dari para mahasiswa, terlihat dengan banyak dan beragamnya pertanyaan yang disampaikan mahasiswa.

Seminar  ditutup dengan penampilan slide-slide dengan kata-kata mutiara tentang perbedaan pria dan wanita. Salah satunya yang berkesan adalah 'the human race is a two-winged bird : one wing is female, the other is male. Unless both wings are equally developed'. Jadi, pada dasarnya pria dan wanita itu sama, yang membedakan hanya pola perkembangan psikoseksualnya yang membentuk karakter, apakah seseorang itu pria atau wanita.