Memahami Manajemen Data Vulkanologi Lewat Acara Capita Selecta FITB
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id — Fakultas Ilmu Teknologi Kebumian (FITB) ITB bersama Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) mengadakan kuliah umum Capita Selecta (GL-5002): Geologi, Geotourism, Geochemistry, dan Geophysics of Volcano bertajuk “Volcanological Data” pada Kamis (17/11/2022).
Pada kuliah umum ini, FITB ITB mengundang narasumber Christina Widiwijayandi Ph.D. Ia meraih gelar doktornya pada Institut de Physique du Globe de Paris, Perancis tahun 1997. Beliau juga berpengalaman sebagai Post-Doctorate Research Schollar, Department of Geosciences, Pennsylvania, United States. Saat ini, beliau aktif sebagai Senior Research Fellow pada Volcano Group, Earth Observatory of Singapore.
Melalui kuliah umum ini, Christina menjelaskan mengenai siklus hidup dari data, teknologi, dan teknik geologi. Langkah-langkah tersebut melingkupi; pembuatan standardisasi format data; rencana manajemen data; pembuatan ekosistem data; alur kerja data; dan fair data principle.
Pada tahap workflow, data akan diproses dan dimasukan ke bank data, nantinya bank data akan menginformasikan ke publik melalui web portal, itu disebut data sharing. Menurut Christina, National Research Council (USA) sudah mulai memikirkan bagaimana membuat rencana manajemen data geologi sejak tahun 2022, karena saat itu data-data mulai membengkak. Big data tidak hanya jumlahnya atau volumenya yang besar tapi karena kompleksitasnya, misalnya seperti raw data seismik, yaitu bisa mencapai 100 sampel per detik.
Christina juga mengatakan bahwa ia dan timnya baru saja mempublikasi tetang landscape dari volcano data base yang saat ini bisa diakses. Ia dan timnya meringkas data dengan bentuk berbagai macam, data monitoring, rock and chemistry, dan masih banyak lagi.
“Skalanya juga bermacam-macam, ada yang skala lokal, regional, dan global. Di paper ini juga akan ada suplementer material untuk mengakses database yang ada saat ini,” kata Senior Research Fellow Earth Observatory of Singapore tersebut.
Di akhir, Christina menyampaikan bahwa data-data yang ada bisa dimanfaatkan dengan membangun siklus data melalui upaya: menerapkan tata kelola data & rencana pengelolaan data yang baik, menggunakan kembali data, membuat strategi manajemen sistem database dan analisis tools, serta membangun ahli-ahli data sains untuk memberikan keputusan dengan baik, memahami early warning dengan baik, sehingga bisa menciptakan community resilience yang lebih baik.
Reporter: Inas Annisa Aulia (Seni Rupa, 2020)