Kolaborasi ITB dan MHI Guna Kembangkan Turbin Gas Berbahan Bakar Ramah Lingkungan
BANDUNG-itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB melaksanakan kerjasama dengan Mitsubishi Heavy Industries, Ltd (MHI) pada acara ITB-MHI Research and Development Agreement Signing Ceremony. Kegiatan dilaksanakan secara luring di Conference Hall Gedung Center for Research and Community Services (CRCS), pada Kamis (16/11/2023). Acara turut dihadiri oleh jajaran pimpinan ITB, Mitsubishi Heavy Industries (MHI), Ltd., dan mahasiswa.
Kerja sama antar ITB dan MHI bertujuan untuk mengembangkan pembangkit listrik berbahan bakar ammonia menggunakan turbin gas. Perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandangani sebelumnya pada Bulan Februari 2022. Dalam MoU tersebut, MHI dan ITB telah bersepakat untuk mengembangkan teknologi sebagai upaya dalam mengurangi emisi karbon dioksida.
Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Senior Vice President, GTCC Business Division of Energy Systems, Mitsubishi Heavy Industries (MHI), Ltd., Masanori Yuri dan Wakil Rektor ITB Bidang Riset dan Inovasi Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D.
Prof. Ir. I Gede Wenten menyampaikan bahwa kerjasama antara MHI dan ITB yang telah dimulai sejak tahun 2022 dan dilanjutkan di tahun 2023. Kerja sama antar keduanya ini dalam rangka usaha mendukung transisi energi menuju net-zero emission. Transisi energi ini melibatkan pengembangan dan penerapan teknologi baru untuk menghasilkan, menyimpan, dan mendistribusikan energi baru dan terbarukan. Sehingga harapannya energi yang dihasilkan dari riset ini ramah lingkungan. “ITB memiliki peneliti handal dan alat untuk transisi energi sehingga kami siap untuk menyukseskan kerja sama ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala LPPM ITB Dr. Yuli menyambut baik dan mendukung penuh kerja sama yang dilakukan oleh ITB dan MHI. Menurutnya, kerja sama ini merupakan kolaborasi yang patut dicontoh oleh negara asing jika ingin berbisnis di Indonesia. “Sehingga kerja sama yang dilakukan tidak hanya sekedar menjual teknologi, melainkan ada timbal balik yang meningkatkan nilai tambah Sumber Daya Manusia Indonesia melalui kegiatan pengembangan teknologi secara bersama,” ujarnya.
Tujuan utama dari kolaborasi antara MHI dan ITB ini adalah penggunaan NH3 pada pembangkit listrik sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis karbon. Hal ini karena pembakaran ammonia (NH3) dianggap ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2).
Diketahui bahwa ammonia (NH3) mengandung unsur hidrogen yang pada umumnya dihasilkan dari fossil fuel. Pada kolaborasi antara MHI dan ITB salah satu tujuannya adalah menghasilkan hidrogen dari energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Energi terbarukan untuk membangkitkan listrik nantinya diolah terlebih dahulu dengan teknologi yang dimiliki MHI untuk menghasilkan hidrogen.
Kemudian, hidrogen yang dihasilkan diolah lanjutan menjadi ammonia (NH3) yang digunakan untuk menggerakan turbin gas.
Penelitian mulai dilakukan di tahun 2023 yang dikhususkan untuk rancang bangun ruang bakar untuk uji pembakaran NH3+H2+N2 yang dibuat oleh ITB. Lalu, juga dilakukan uji coba operasi sistem pengujian (test system) dan mengoptimalkan penggunaan Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk memodelkan pembakaran bahan bakar Hidrogen-Amonia.
Masanori Yuri berharap kerja sama ini dapat berkembang dan berkelanjutan untuk memajukan penerapan energi bersih khususnya di Indonesia. Selain itu, melalui kerja sama diharapkan dapat menjadi sarana peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia khususnya ITB dan sebagai ajang mempromosikan pengembangan teknologi antara Jepang dan Indonesia.
Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi 2019)
scan for download