Tim ORPHEUS ITB Juara 2 Mechanical Design Competition IX di UGM: Jangan Pesimis, Gas Aja Dulu!
Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020
Editor M. Naufal Hafizh
Kiri ke kanan: Tim ORPHEUS yang terdiri atas Frenaldi Sam Faidiban, Nicholas Patrick, Raisa Madania Daryono, Dita Ardiyanto, dan Marvin Pradipta Abinowo bersama juri. (Dok. Panitia)
BANDUNG, itb.ac.id — Prestasi gemilang kembali ditorehkan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Tim ORPHEUS yang terdiri atas lima mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2022, yakni Frenaldi Sam Faidiban, Raisa Madania Daryono, Marvin Pradipta Abinowo, Nicholas Patrick, dan Dita Ardiyanto berhasil meraih juara 2 dalam ajang Mechanical Design Competition IX bertajuk “Hydraulic Analysis of Complex Piping Networks”. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Mesin (KMTM) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) dan menjadi ajang bergengsi bagi mahasiswa teknik mesin se-Indonesia.
Kompetisi kesembilan yang digelar pada April-Juni 2024 ini menantang peserta mendesain sistem perpipaan kompleks yang diaplikasikan pada sistem water injection dalam industri minyak dan gas. Peserta berperan sebagai insinyur dari perusahaan EPC dan diberikan sejumlah kode dan standar internasional yang berkaitan dengan piping system, seperti Piping and Instrumentation Diagram (P&ID).
Kompetisi terdiri atas tiga babak: Penyisihan, Semifinal, dan Final. Setelah lolos tahap awal dengan mengirimkan desain perpipaan, analisis hidrolik, dan gambar isometrik, tim ORPHEUS berangkat ke Yogyakarta untuk babak semifinal. Mereka diuji dengan studi kasus dan diminta menyelesaikan analisis tekanan berbasis metode elemen hingga (FEM) secara komprehensif dalam waktu terbatas.
“Lomba ini benar-benar menuntut pemahaman mendalam, mulai dari membaca kode dan standar yang mencapai ratusan halaman hingga simulasi menggunakan perangkat lunak seperti Inventor,” kata Sam, ketua tim, saat ditemui di Ruang Kerja Bersama (RKB) Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB, Jumat (29/11/2024).
Perjalanan menuju kompetisi tidaklah mudah. Tim menghadapi berbagai tantangan, mulai dari padatnya agenda akademik hingga adaptasi kerja tim. Salah satu cerita menarik datang dari pengalaman mereka yang terlambat memesan tiket kereta sehingga tiba di Yogyakarta pada pukul 2 pagi. Namun, semangat mereka tidak surut. Tim tetap memanfaatkan waktu di Malioboro untuk belajar dan mempersiapkan presentasi.
“Rasanya lucu tapi berkesan. Kami belajar sambil menikmati suasana Jogja dini hari,” kenang Raisa.
Selain itu, mereka juga harus mengatur waktu di tengah jadwal perkuliahan yang padat, termasuk persiapan ujian dan tugas besar. Nicholas, penanggung jawab pengerjaan model 3D meskipun saat itu sedang dalam kondisi kurang sehat, mengungkapkan pentingnya kerja sama dan komunikasi tim. “Kami harus adaptif dan resilien. Setiap orang punya cara kerja berbeda, tapi akhirnya semua saling melengkapi,” katanya.
Dalam studi kasus yang diberikan, tim ORPHEUS merancang sistem perpipaan untuk meningkatkan efisiensi water injection dalam proses oil recovery pada pengeboran minyak. Mereka juga mengeksplorasi penggunaan reinforcement pad sebagai alternatif untuk mengurangi beban pada cabang pipa.
Hasil Analisis Tegangan pada Tee beserta Reinforcement Pad dengan Metode Elemen Hingga.
Marvin, yang bertanggung jawab dalam analisis hidrolik, menambahkan, “Kami mengombinasikan kalkulasi manual dengan perangkat lunak simulasi untuk menghasilkan desain optimal. Tujuannya adalah menciptakan sistem yang efisien dan sesuai dengan standar industri.”
Keberhasilan tim ORPHEUS bukan hanya soal kemenangan, tetapi juga pelajaran berharga dari proses yang mereka jalani. Mereka menghadapi berbagai tantangan teknis dan nonteknis, termasuk peningkatan kemampuan public speaking. Menurut Sam, kunci keberhasilan terletak pada manajemen waktu dan semangat untuk terus belajar.
“Kami belajar banyak dari pengalaman ini, termasuk bagaimana mengelola waktu dan mengatur prioritas di tengah banyaknya tekanan. Pesan saya, jangan pernah takut untuk mencoba, apalagi takut kalah. Menang itu bonus, yang penting ilmunya,” ujar Sam.
Anggota tim lainnya, Raisa, menambahkan dengan semangat, “Jangan pesimis. Awalnya saya merasa kurang mahir, tapi ternyata semua bisa dipelajari. Gas aja dulu!”
Kesuksesan tim ORPHEUS juga tidak terlepas dari dukungan penuh Himpunan Mahasiswa Mesin (HMM) ITB. Mereka diberikan mentor dan bimbingan teknis yang membantu dalam penyusunan laporan dan analisis.
Tim ORPHEUS di Depan FT-UGM dengan Piala Juara 2. (Dok. Panitia)
Dita mengungkapkan rasa syukurnya, “Kami berterima kasih kepada HMM ITB yang selalu mendukung. Kompetisi ini mengajarkan kami bahwa teknik mesin bukan hanya soal teori, tapi juga kolaborasi nyata untuk menciptakan solusi.”
Kompetisi ini menjadi pengalaman berharga bagi tim ORPHEUS, tidak hanya sebagai pembuktian kemampuan akademik, tetapi juga dalam membangun jaringan dan mengeksplorasi dunia industri. Seperti yang disampaikan oleh Nicholas, “Kemenangan ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan baru. Mahasiswa harus berani mengambil peluang dan memaksimalkan potensi selama di kampus.”
Selamat kepada tim ORPHEUS atas pencapaiannya! Semoga keberhasilan ini menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan berinovasi di masa depan.
Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)