Matematika dalam Gambar: Tim Dosen Matematika ITB Lakukan Pengabdian Masyarakat di Lembang, Bandung Barat
Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id – Tim dosen dari Kelompok Keahlian Analisis dan Geometri, Program Studi Matematika Institut Teknologi Bandung, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di SDN 3 Lembang dan SDN 11 Lembang, pada Senin (2/9/2024). Kegiatan ini merupakan lanjutan dari proyek serupa yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya di SDN Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi.
Tim dosen ini terdiri dari Drs. Yudi Soeharyadi, M.Si., Ph.D., Jalina Widjaja, S.Si., M.Si., Ph.D., Oki Neswan, M.Sc., Ph.D., dan Denny Ivanal Hakim, S.Si., M.Si., Ph.D., dari Kelompok Keahlian Analisis dan Geometri, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB. Tahun sebelumnya, tim pengabdian masyarakat ini memperkenalkan konsep matematika melalui visualisasi gambar, dengan fokus pada operasi bilangan dan pecahan kepada siswa-siswa di Ciptagelar. Tahun ini, materi yang diangkat berkaitan dengan geometri bidang, yang mencakup segitiga, persegi, persegi panjang, serta perhitungan luas dan keliling bangun datar.
Dr. Jalina Widjaja menjelaskan bahwa ide utama dari proyek ini adalah bagaimana menyampaikan matematika melalui gambar.
“Anak-anak lebih senang kalau belajar ada ilustrasinya. Yang kami bangun itu bagaimana menyampaikan konsep matematika melalui gambar, atau kita sebut ‘visualisasikan matematika’. Harapannya selain ke anak-anak sebagai fokus utama, (tetapi juga) guru-guru juga ikut terinspirasi untuk melakukan hal ini, yang mungkin lebih membantu siswa,” ujarnya.
Di lain sisi, Drs. Yudi menekankan pentingnya kolaborasi untuk terus menyempurnakan apa yang telah dilakukan.
“Ini kan matematika sederhana. Tapi begitu kita mau coba menjelaskan, menyusun kembali itu ternyata tidak semudah yang kita pikir sebelumnya. Jadi memang latar belakang matematika itu akan sangat perlu untuk bisa menyusun kembali," ujarnya.
"Kita awali dengan deconstructing konsep yang sudah ada, kemudian reconstructing lagi konsepnya menjadi lebih sederhanas. Gambar itu sebagai medianya. Dan ini semua gabungan dari konsep dan media. Sehingga, memang ini perlu kolaborasi, kita tidak bisa bekerja sendiri,” lanjutnya.
Salah satu hal menarik dari program pengabdian ini adalah kolaborasi dengan Observatorium Bosscha ITB. Observatorium tertua di Indonesia ini turut berpartisipasi dengan membuka stan pengamatan matahari. Siswa-siswa diajak untuk mengamati matahari melalui teleskop dengan cara yang menyenangkan.
Partisipasi Observatorium Bosscha ITB ini tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan dunia astronomi kepada siswa, tetapi juga untuk mengedukasi mereka mengenai pentingnya menjaga lingkungan dari polusi cahaya yang dapat mengganggu kegiatan pengamatan astronomi.
Kolaborasi dengan Observatorium Bosscha ITB juga membawa nilai tambah dalam hal memperkenalkan observatorium kepada masyarakat sekitar. Edukator Observatorium Bosscha, Luthfiandari, menjelaskan bahwa tujuan dari keterlibatan mereka adalah untuk mengenalkan Bosscha dan memberikan wawasan tentang pentingnya menjaga kualitas langit malam dari polusi cahaya, agar kegiatan pengamatan astronomi bisa berjalan dengan baik
“Motivasi utamanya adalah mengenalkan Observatorium Bosscha ke daerah sekitar. Jadi, masyarakat bisa tahu kalau di sini ada observatorium, tempat untuk pengamatan objek-objek Langit," ungkapnya.
Beliau menambahkan bahwa tujuan dari penjelasan tersebut adalah agar masyarakat mengetahui bahwa polusi cahaya merupakan salah satu kendala utama yang dihadapi Observatorium Bosscha dalam menjalankan fungsinya.
Misalnya, mungkin orang berpikir kalau lampu sorot itu tidak masalah, sepertinya biasa-biasa saja. Tetapi ternyata kalau pengamatan astronom terdapat faktor lampu sorotnya, data itu tidak bisa digunakan sama sekali,” katanya.
Kolaborasi antara tim dosen Matematika ITB dan Observatorium Bosscha dalam kegiatan ini berhasil menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan inspiratif bagi siswa-siswa di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Selain memperdalam pemahaman tentang konsep geometri, para siswa juga berkesempatan untuk mengenal lebih dekat dunia astronomi melalui pengamatan matahari secara langsung.
Ke depannya tim dosen ini berharap dapat terus menyempurnakan metode pengajaran matematika visual ini, tidak hanya dari segi konten materi, tetapi juga dari segi efektivitasnya. Dengan dukungan dari berbagai pihak, mimpi untuk memajukan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia dapat terlaksana.
Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika 2021)
Dokumentasi: Arsip Dosen KK Analisis dan Geometri, Matematika IT