Alumni SITH ITB Satu-satunya Wakil Indonesia dalam Penghargaan Bio-Circular-Green (BCG) dari Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2024

Oleh Dina Avanza Mardiana - Mahasiswa Mikrobiologi, 2022

Editor M. Naufal Hafizh


CEO dan Founder Surplus Indonesia Muhammad Agung Saputra mendapatkan penghargaan BCG APEC Awards 2024. (Dok. APEC)

LIMA, itb.ac.id - Alumni Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB), Muhammad Agung Saputra (Biologi 2013) mendapatkan penghargaan Bio-Circular-Green (BCG) dari Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) pada kategori anak muda yang digelar pada Kamis (14/11/2024) di Lima, Peru. Agung menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia yang mendapatkan penghargaan tersebut di tahun ini.

APEC BCG Award 2024 adalah penghargaan yang diberikan oleh APEC setiap tahunnya berupa cash prize 5,000 USD kepada individu yang menunjukkan komitmen dan inovasi dalam mendukung ekonomi berkelanjutan dengan dampak positif yang besar, khususnya di tiga bidang utama, yaitu bio-ekonomi, ekonomi sirkular, dan ekonomi hijau.

Agung merupakan Chief Executive Officer (CEO) dan founder dari Surplus Indonesia dibawah PT. Ekonomi Sirkular Indonesia. Perusahaan rintisan ini didirikan dengan tujuan mengurangi food lost dan food waste dari rumah makan dan bisnis makanan lokal sehingga memberikan masyarakat pilihan makanan dengan harga yang lebih terjangkau. Berbagai bisnis lokal dapat menjual produk berlebih yang masih aman dimakan dengan diskon harga sebesar 50% kepada pembeli. Surplus menjadi pemimpin pasar makanan di Indonesia melalui aplikasi yang mudah digunakan dan juga dengan adanya layanan transportasi daring.

Surplus Indonesia memiliki dampak yang besar terhadap ekonomi, lingkungan, maupun sosial. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengakses makanan yang lebih terjangkau, bisnis mendapatkan pelanggan baru, mengurangi kerugian finansial akibat sisa makanan, hingga mengurangi emisi gas rumah kaca.

Surplus Indonesia telah menyelamatkan lebih dari 350 ton makanan dan mencegah lebih dari 500 ton emisi karbon. Program ini juga telah berdampak pada sekitar 400.000 penerima manfaat langsung, 70% di antaranya adalah perempuan. Program ini telah membantu lebih dari 3.500 bisnis mencegah kerugian sekitar US$200.000. Pada tahun 2025, Surplus Indonesia menargetkan untuk meningkatkan basis bisnisnya menjadi 10.000 pedagang dan basis konsumennya menjadi 1 juta.

Tiga pemenang APEC BCG Awards 2024 pada kategori wanita, anak muda, dan MSMEs. (Dok. APEC)

Penghargaan APEC BCG Awards terdiri atas tiga kategori, yaitu wanita, anak muda, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (MSMEs). Kategori wanita dimenangkan oleh Passawee Tapasanan Kodaka dari Folkcharm Co. Ltd., ategori MSME dimenangkan oleh Chirayuth Tiewsomboonkit dari Nippan Intercrop Co. Ltd., dan kategori anak muda dimenangkan oleh Agung.

Ketertarikan Agung untuk membantu mengatasi masalah food waste datang dari kisahnya yang sempat menghabiskan masa kecilnya selama 10 tahun di Jayapura, Papua. Melalui Media Keuangan Kementerian Keuangan, dia bercerita terkait adanya ancaman ketahanan pangan di Papua, ditambah dengan pertumbuhan populasi yang tidak diiringi dengan perubahan perilaku dalam mengelola makanan.

Ketertarikannya dalam sustainability semakin bertambah saat dirinya menempuh jenjang pendidikan S1 Biologi di ITB, kemudian dilanjutkan dengan S2 Teknologi Lingkungan di Imperial College London. Dengan latar belakang pendidikan tersebut, Agung mencoba membangun platform yang dapat mengatasi permasalahan food waste dan food lost sehingga dapat menangani berbagai dampak lingkungan, namun tetap menciptakan profit.


Apikasi Surplus Indonesia. (Dok. Surplus Indonesia)

Hal tersebut menjadi win-win solution bagi pelanggan maupun penjual karena dapat mendapatkan financial recovery sembari berkontribusi positif terhadap planet. Visi utama Surplus Indonesia adalah sustainability. Itulah mengapa pada awal berdirinya, Agung dan tim mengimplementasikan triple bottom line, yang melingkupi aspek Profit, People, dan Planet.

Surplus Indonesia menjadi salah satu bukti bahwa bisnis lokal juga dapat membantu mengatasi permasalahan global.

Beberapa partner ternama yang telah digandeng oleh Surplus, yaitu Marriott International, Sarinah, Sari Roti, Sunpride, hingga Badan Pangan Nasional dan Kemenparekraf.

Awalnya Surplus hanya beroperasi di sekitar Jakarta, namun kini Agung telah melebarkan pengaruh baik Surplus hingga ke area Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Bali, hingga Surabaya.

Dilansir dari laman Media Indonesia, Agung mengungkapkan, "Kami siap membawa misi perusahaan lebih jauh, terutama dengan bekerja sama dengan impact investor yang memiliki visi sejalan dengan Surplus Indonesia untuk mengatasi permasalahan food waste dan food lost, serta berkontribusi dalam melindungi lingkungan.”

Surplus telah berhasil mendapatkan pendanaan dari berbagai pihak, di antaranya Salam Pacific Indonesia Lines. Berkat prestasinya ini, Agung mendapatkan pengakuan dengan masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2024 pada kategori Consumer Technology. Selain itu, Surplus mendapatkan penghargaan Tempo Circular Economy Award 2022 dalam kategori perusahaan rintisan.

“Bagi saya, imbalan sebenarnya adalah melihat dampak nyata terhadap kehidupan masyarakat dan ini tentang para petani yang kini dapat menjual kelebihan hasil panen mereka, kafe-kafe yang tidak lagi menyia-nyiakan hasil kerja mereka, keluarga-keluarga yang mampu membeli makanan berkualitas, dan generasi muda yang terinspirasi untuk meluncurkan usaha sosial dan membuat perbedaan nyata dalam keberlanjutan”, ujarnya dalam Instagram Surplus Indonesia.

Surplus Indonesia telah mendorong masyarakat untuk mengubah perspektifnya dalam melihat kelebihan pangan sebagai makanan dan memanfaatkannya sebagai sebuah peluang, bukan sebagai sampah.

Reporter: Dina Avanza Mardiana (Mikrobiologi, 2022)

#alumni #prestasi alumni #surplus indonesia #muhammad agung saputra #penghargaan internasional