Dies Natalis ke-55 ITB: Tetapkan Jati Diri Sebagai Perguruan Tinggi Riset
Oleh Hafshah Najma Ashrawi
Editor Hafshah Najma Ashrawi
Perubahan-perubahan dalam rentang waktu lebih dari setengah abad tersebut cukup menjadi perhatian. Khususnya di Indonesia, ITB harus mengubah diri sehingga mampu relevan dengan persoalan yang ada di negara bahkan dunia."Membuka kajian atau penelitian interdisiplin, mahasiswa pun dilatih mendisain kebijakan teknologi sehingga ITB bisa menjadi pelopor pergerakan," ucap Yani dalam sambutannya.
Berkaitan dengan sambutan dari Ketua Advisory Board ITB, Intan Ahmad selaku perwakilan dari Senat Akademik menegaskan dalam sambutannya bahwasanya pendidikan tinggi pada masa kini tidak lagi merupakan pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Lebih dari itu, pendidikan pada masa kini adalah wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan penting bagi kemajuan suatu bangsa dalam arti kompetitif secara ekonomi," tegas Intan.
Berkaitan dengan sambutan dari Ketua Advisory Board ITB, Intan Ahmad selaku perwakilan dari Senat Akademik menegaskan dalam sambutannya bahwasanya pendidikan tinggi pada masa kini tidak lagi merupakan pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Lebih dari itu, pendidikan pada masa kini adalah wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan penting bagi kemajuan suatu bangsa dalam arti kompetitif secara ekonomi," tegas Intan.
Selain pidato ilmiah, pada Dies Natalis ke-55 ITB kali ini juga diberikan penghargaan-penghargaan kepada sivitas akademika ITB. Penghargaan tersebut antara lain Ganesa Bakti Cendekia Utama, Ganesa Cendekia Widya Adiutama, Ganesa Cendekia Widya Utama, Ganesa Dwija Jasa Utama, Ganesa Wira Adiutama, dan Ganesa Widya Jasa Utama. Tidak lupa diselingi oleh penampilan apik Paduan Suara Mahasiswa ITB dan Keluarga Paduan Angklung ITB.
Pada akhir pidatonya, Akhmaloka selaku Rektor ITB berpersan bahwa para insan pengetahuan, lembaga pendidikan tinggi dan lembaga Ipteks merupakan pilar dari suatu bangsa yang maju. "Keberadaan ITB adalah untuk kemajuan bangsa dan kemajuan peradaban manusia," tandas Akhmaloka. Terkait dengan ditetapkannya status ITB pada tahun ini menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, Akhmaloka berpesan bahwa hal tersebut merupakan babak baru perjalanan penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia, ITB pada khususnya. "Penting bahwa ITB, sebagai perguruan tinggi yang berstatus badan hukum, mengemban misi untuk semakin responsif terhadap permasalahan yang berkembang di masyarakat dan semakin antisipatif dalam menjawab tantangan masa depan," ujar Akhmaloka.
Pada Dies Natalis ke-55 ITB kali ini juga, setelah acara sidang terbuka digelar peresmian restorasi Aula Barat dan Aula Timur yang diketuai oleh Bambang Setia Budi, Dr. Eng. Selain itu digelar juga penyerahan secara simbolis shuttlebus transnangor dari Bank Rakyat Indonesia dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pemotongan pita sebagai simbol peresmian restorasi. Pemotongan rangkaian pita tersebut dilakukan sebagai simbol peresmian restorasi Aula Barat dan Alula Timur di depan pintu Aula Timur oleh Rektor ITB, Ketua Senat Akademik, Ketua Advisory Board. Dilabjutkan dengan laporan pembangunan dari Bambang Setia Budi dan sambutan dari Joni Alwadris selaku Wakil Pimpinan BRI Bandung. Penyerahan secara simbolis tersebut pada akhirnya diikuti dengan ucapan terimakasih dari Rektor ITB.